Peranan Umat Beriman Sebagai Warga
Negara
A. Umat
Beriman Membangun Bangsa dan Negara yang di kehendaki Tuhan
1. Tugas
dan Peranan Umat Beriman dalam Membangun Bangsa dan Negara
Menurut Dei
Verbum arikel 5, umat beriman diartikan kumpulan pribadi-pribadi yang
digerakkan oleh kuasa Tuhan untuk menanggapi dan menjawab wahyu Allah serta
dengan bebas bersedia menyerahkan diri sepeuhnya pada kehendak dan
penyelenggaraan Tuhan sendiri.
Yang pokok dalam
tindakan iman adalah penyerahan diri secara total kepada Allah, yang harus
dialami dalam kehidupan nyata.
Umat beriman
mempunyai dua tugas yang perlu dilakukan untuk mengembangkan umannya.
Pertamanya, menambah dan memperluas wawasan imannya serta mengungkapkannya
dalam berbagai bentuk doa dan peribadatan. Kedua, bersedia dengan rela
mewujudkan imannya melalui perbuatan kon-kret ditengah masyarakat yang
kompleks.
Menurut Gereja,
pembentukan bangsa & negara ingin mengarah pada satu tujuan, yaitu
kesejahteraan umum atau bonum commune.
Prinsip
keterlibatan umat beriman dalam masyarakat adalah panggilan sebagai “ garam “
dan “ terang “.
Sabda Yesus
tentang garam dan terang mengandung pesan agar keberadaan kita meiliki fungsi
dan peran dalam kehidupan dan menghadirkan kebaikan bagi sesame. Minimal
sebagai orang beriman kita menghindar dari bentuk tindakan yang mengarah pada
kecenderungan negative, atau bersifat dekstruktif dalam hidup berbangsa dan
bernergara.
2. Monsinyur
Soegijapranata dan Teladan Spiritualitasnya
Kesadaran awal
yang dbangun adalah kesadaran setiap orang katolik untuk menjdi rasul dan
menjalankan karya kerasulan.
Dalam surat
Gembala tertanggal 12 Februari 1952, Monsinyur Soegijpranata menulis dua hal
yang menjadi asal kewajiban kerasulan orang katolik, yaitu keadaan hidup kita
yang sejahtera sehingga mendorong kita mampu bergaul dengan orang lain.
Kehidupan Gereja
pun harus dilengkapi dengan kegiatan social yang dijiwai oleh semangat iman di
masyarakat sebagai ragi dan garam dunia.
Y.B.
Mangunwijaya mengatakan bahwa tugas orang katolik adalah bagaimana membuat baik
negara dan bangsa Indonesia.
3. Usaha-usaha
untuk Mmebangun Bangsa dan Negara seperti yang dikejendaki Tuhan
Gaudium et Spes
artikel 1 menyatakan panggilan jemaat beriman dalam masyarakat : “ Kegembiraan
dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang zaman sekarang, trutama kaum miskin
dan siapa saja yang menderita, merupakan kegermbiraan dan harapan, duka dan kecemasan
para murid Kristus juga.” Panggilan itu menyatakan bahwa setiap orang katolik
yang sekaligus mengaku diri sebagai murid Kristus mempunyai tugas untuk
berempati dengan situasi masyarakat sekitar dan membangun masyarakat sekitarnya
menjadi lebih baik.
Dalam mewujudkan
perannya untuk menyumbangkan sesuatu demi kesejahteraan bersama, Gereja
mengajarkan agar “ Semua warga negara menyadari hak maupun kewajibanya untuk
secara bebas menggunakan hak suara mereka guna meningkatkan kesejahteraan
umum.”
Indonesia
mempunyai banyak tokoh yang memperjuangkan nilai persatuan dan kesatuan,
persaudaraan dalam kemajemukan. Salah satunya adalah K.H. Abdurrahman Wahid /
Gusdur.
Tokoh lain
seperti Ignatius Josef Kasimo dan Frans Seda.
4. Umat
Katolik Terlibat Mmebangun Negara
a. Inspirasi
Kitab Suci
-Dasar kitab
suci pertama : peranan Yesus kepada murid-muridnya.
Merupakan dasar
bagi perutusan orang katolik zaman sekarang. Murid-murid diutus untuk
mewartakan kebaikan pada banyak orang. Namun ada berbagai rintangan yang harus dihadapi.
Yesus mengajarkan untuk menghadapi dengan sikap yakin pada kekuatan Allah.
-Roh Kudus yang
menggerakkan para murid untuk bergerak keluar dari persembunyian
Roh Kudus lah
yang memberi kekuatan da perutusan. Memberi kekuatan para umat beriman.
-Peristiwa
berkumpul-nya para murid untuk menimba kekuatan dalam persekutuab
Dalam
persekutua, setiap orang menimba kekuatan, berbagi beban, berbagi cerita, dan
saling membantu serta meringankan.
b. Dasar
Keterpanggilan Gereja dalam Kehidupan Politik
Pertama, Gereja
dimaknai sebagai persekutuan umat beriman dalam Yesus Kristus. Kedua, politik
dipahami sebagai usaha yag dibukaka secara pribadi maupun bersama oleh seluruh
warga masyarakat untuk mewujudkan kesejahteraab umum.
Ada beberapa
prinsip dasar berkaitan dengan panggilan Gereja dalam kehidupan
Politik :
1. Gereja
dipanggil untuk ambil bagian
Gereja perlu
terlibat dalam pembaruan tata politik berdasarkan hokum supaya hak pribadi
dalam kehidupan umum lebih dilindungi. Misalnya hak untuk dengan bebas
mengadakan pertemuan dan mendirikan organisasi.
2. Gereja
dalam politik diharapkan semakin memperjelas hakikat dan tujuan negara
Gereja harus
tampil secara jelas dengan prinsip yang tegas disaat terlihat bahwa ada
indikasi atau petunjuk penyelewengan fungsi dan peran negara bagi rakyatnya.
3. Gereja
dipanggil secara khas dalam kehidupan bernegara untuk memancarkan keteladanan
mereka. Keteladanan yang terikat oleh kesadaran akan kewajibannya menghadirkan
diri kepada kesejahteraan umum dari waktu ke waktu haru terus ditingkatkan.
4. Memperjelas
hubungan antara Negara dan Gereja
Partisipasi umat
diharapkan semakin memperjelas kedudukan Gereja dalam negara.
c. Prinsip
dalam keterlibatan Politik
1. Hormat
kepada Martabat Manusia
Manusia
mempunyai nilai dalam dirinya sendiri dan tidak pernah boleh diperalat oleh
orang lain. Termasuk tujuan politik.
2. Kebebasan
Hak setiap orang
dan kelompok, bebas dari segala bentuk ketidakadilan dan bebas mengembangkan
diri secara penuh.
3. Keadilan
Keutamaan
seseorang mampu mmberikan apa yang menjadi hak kepada setiap orang atau pihak
lain dewasa ni, perjuangan untuk memperkecil kesenjangan ekonomi semakin
mendesak untuk dikedepannkan. Penegakan keadialn ini perlu disertai dengan
penegakan hokum.
4. Solidaritas
Semangat gotong
royong & kekeluargaan.
5. Subsidiaritas
Prinsip ini
dijalankan dengan cara menghargai kemampuan setiap manusia, baik pribadi maupun
kelompok, untuk mengutamakan usahanya sendiri, sementara pihak yang lebih kuat
siap membantu seperlunya jika kelompok tersebut membutuhkan bantuan.
6. Fairness
Terciptanya
aturan yang adil dan sikap taat pada aturan itu.
7. Demokrasi
Kedaulatan
berada di tangan rakyat. Cara-cara pengorganisasiab kehidupan bersama yang
paling mencerminkan kehendak umum dengan tekanan pada peran serta, perwakilan,
dan tanggung jawav.
8. Tanggung
jawab
Mempunyai
komitmen penuh pengabdian dalam melaksanakan tugas.
Dengan
prinsip-prinsip tersebut diharapkan perutusan umat beriman dalam masyarakat
semakin terarah kepada keadaan yang dikehendaki oleh Tuhan.
B. Tantangan
dan Peluang Umat Katolik dalam Membangun Bangsa dan Negara yang Dikehendaki
Tuhan
1. Mempelajari
Tantangan dan Membangun Potensi Peluang
a. Efek
Domino Arus Reformasi
Reformasi adalah
gerakan antara pengalih demi kepentingan tertentu. Merebut kekuasaan atau
sekedar menggoyangkan kekuasaan acap kali menjadi tujuan terselubung dari
gerakan reformasi.
b. Mengakarnya
Budaya Korupsi
Korupsi
disebabkan oleh kerakusan akan kekayaan dan arogansi kekuasaan. Pada titik
selanjutnya, korupsi mengakibatkan suburnya politik kepentingan yang membatasi
ruang publik. Banyak hal yang merupakan hak publik dikasai segelintir orang
yang memiliki kekuasaan dan kesempatan untuk memperkaya diri dan kelompoknya.
c. Mentalitas
dan Semangat para Pejabat
Dipertanyakan
ketika rasa saling menghormati menjadi kebiasaan hormat karena rasa segan dan
takut. Pihak yang merasa lebih diatasnya berusaha mengatur dan menekan
bawahannya sehingga bawahan tidak mampu untuk mengelak dan menolak.
d. Sikap
Apatis Masyarakat
Situasi tidak
kondusif bagi kesejahteraan masyarakat kebanyakan membuat banyak pihak bosan
dan capai. Rakyat menjadi jenuh dengan berbagai hal yang dijalankan pemerintah.
Kita berusaha untuk terus-menerus tidak bersikap apatis dan pasif, tetapi untuk
aktif dan proaktif mengusahakan kebaikan bagi banyak orang melalui apapun
kapasitas kita.
2. Allah
Menyentuh Hati Manusia
a. Gerakan
Pembaruan Paradigma Hidup Bersama
Membangun bangsa
dan negara melalui gerakan pembaruan paradigm hidup bersama, dilakukan dengan
usaha menegakkan kebenaran, keadilan, dan kejujuran tanpa diskriminasi. Gerakan
seperti ini didorong oleh keyakinan iman, bukan sekedar gerakan social yang
bisa membuat orang akan mudah patah semangat ketika mengalami kekalahan atau
kegagalan.
b. Perlunya
Gerakan Sosial kearah Pertobatan dan Hidup Baru
Setiap orang
hendaknya bertobat, memulai hidup baru karena tanpa pertobatan yang
sungguh-sungguh, tidak akan terjadi pembaruan yang radikal, murni, dan ikhlas.
3. Usaha-Usaha
Mengatasi Tantangan dan Memanfaatkan Peluang dalam Membangun Bangsa dan Negara
a. Yesus
Mewartakan Kabar Baik
Sebagai warga
Nazaret, Yesus melihat, mendengar, dan mengalami sendiri begitu banyak
ketidakadilan yag terjadi dalam bangsa-Nya. Ketika ia mulai merasa terpanggil
untuk tampil didepan umum melaksanakan karya penyelamatan-Nya, Ia memaklumkan
pewartaan seperti tersebut dalam injil Lukas bab 4 : 18-19.
b. Pentingnya
Kerendahan Hati dan Kesediaan Melayani
Kerendahaan hati
dan kesediaan melayani bukan pertama-taman sebagai sebuah kebanggaan, juga buka
tanda kesucian, melainkan sikap realistis yang mengakui keterbatasan segala
usaha manusia, termauk pelayanan jemaat beriman katolik.
c. Mengutamakan
Kasih dan Damai
Kasih Kristiani
berpijak pada dua hal utama, yaitu :
·
Kasih kepada Allah yang telah lebih
dahulu mengasihi manusia.
Kasih yang
berakar pada ketulusan dan totalitas hati dan akal budi.
·
Kasih kepada dirinya sendiri sebagai
ukuran pertama untuk mengasihi sesama.
Mengasihi
sesama harus sejalan dengan mengasihi diri sendiri karena keduanya
mempunyai
kualitas yang sama, yaitu manusia yang bermartabat.
Yang disebut
kedamaian sejati adalah kedamaian yang berasal dari Allah yang menghasilkan
kehidupan
sejahtera dan sukacita.
4. Partisipasi
Siswa dalam Membangun Masyarakat yang dikehendaki Tuhan
Kita dapat peran
serta itu sesuai dengan bakat dan kemampuan yang kita miliki. Mungkin
secara konkret
kita belum mampu menunjukkan peran itu. Akan tetapi, setidaknya dengan usaha memberdayakan potensi diri, seraya
membangun sikap : ingin tahu, kerja keras, disiplin, jujur, adil, tanggung
jawab, dsb, anda sudah ikut menciptakan jondisi kehidupan sebagaimana
dikehendaki Tuhan.