Wednesday, January 20, 2021

Peranan Umat Beriman Sebagai Warga Negara

Peranan Umat Beriman Sebagai Warga Negara

A.  Umat Beriman Membangun Bangsa dan Negara yang di kehendaki Tuhan
1.    Tugas dan Peranan Umat Beriman dalam Membangun Bangsa dan Negara
Menurut Dei Verbum arikel 5, umat beriman diartikan kumpulan pribadi-pribadi yang digerakkan oleh kuasa Tuhan untuk menanggapi dan menjawab wahyu Allah serta dengan bebas bersedia menyerahkan diri sepeuhnya pada kehendak dan penyelenggaraan Tuhan sendiri.
Yang pokok dalam tindakan iman adalah penyerahan diri secara total kepada Allah, yang harus dialami dalam kehidupan nyata.
Umat beriman mempunyai dua tugas yang perlu dilakukan untuk mengembangkan umannya. Pertamanya, menambah dan memperluas wawasan imannya serta mengungkapkannya dalam berbagai bentuk doa dan peribadatan. Kedua, bersedia dengan rela mewujudkan imannya melalui perbuatan kon-kret ditengah masyarakat yang kompleks.
Menurut Gereja, pembentukan bangsa & negara ingin mengarah pada satu tujuan, yaitu kesejahteraan umum atau bonum commune.
Prinsip keterlibatan umat beriman dalam masyarakat adalah panggilan sebagai “ garam “ dan “ terang “.
Sabda Yesus tentang garam dan terang mengandung pesan agar keberadaan kita meiliki fungsi dan peran dalam kehidupan dan menghadirkan kebaikan bagi sesame. Minimal sebagai orang beriman kita menghindar dari bentuk tindakan yang mengarah pada kecenderungan negative, atau bersifat dekstruktif dalam hidup berbangsa dan bernergara.

2.    Monsinyur Soegijapranata dan Teladan Spiritualitasnya
Kesadaran awal yang dbangun adalah kesadaran setiap orang katolik untuk menjdi rasul dan menjalankan karya kerasulan.
Dalam surat Gembala tertanggal 12 Februari 1952, Monsinyur Soegijpranata menulis dua hal yang menjadi asal kewajiban kerasulan orang katolik, yaitu keadaan hidup kita yang sejahtera sehingga mendorong kita mampu bergaul dengan orang lain.
Kehidupan Gereja pun harus dilengkapi dengan kegiatan social yang dijiwai oleh semangat iman di masyarakat sebagai ragi dan garam dunia.
Y.B. Mangunwijaya mengatakan bahwa tugas orang katolik adalah bagaimana membuat baik negara dan bangsa Indonesia.

3.    Usaha-usaha untuk Mmebangun Bangsa dan Negara seperti yang dikejendaki Tuhan
Gaudium et Spes artikel 1 menyatakan panggilan jemaat beriman dalam masyarakat : “ Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang zaman sekarang, trutama kaum miskin dan siapa saja yang menderita, merupakan kegermbiraan dan harapan, duka dan kecemasan para murid Kristus juga.” Panggilan itu menyatakan bahwa setiap orang katolik yang sekaligus mengaku diri sebagai murid Kristus mempunyai tugas untuk berempati dengan situasi masyarakat sekitar dan membangun masyarakat sekitarnya menjadi lebih baik.
Dalam mewujudkan perannya untuk menyumbangkan sesuatu demi kesejahteraan bersama, Gereja mengajarkan agar “ Semua warga negara menyadari hak maupun kewajibanya untuk secara bebas menggunakan hak suara mereka guna meningkatkan kesejahteraan umum.”
Indonesia mempunyai banyak tokoh yang memperjuangkan nilai persatuan dan kesatuan, persaudaraan dalam kemajemukan. Salah satunya adalah K.H. Abdurrahman Wahid / Gusdur.
Tokoh lain seperti Ignatius Josef Kasimo dan Frans Seda.

4.    Umat Katolik Terlibat Mmebangun Negara
a.    Inspirasi Kitab Suci
-Dasar kitab suci pertama : peranan Yesus kepada murid-muridnya.
Merupakan dasar bagi perutusan orang katolik zaman sekarang. Murid-murid diutus untuk mewartakan kebaikan pada banyak orang. Namun ada berbagai rintangan yang harus dihadapi. Yesus mengajarkan untuk menghadapi dengan sikap yakin pada kekuatan Allah.
-Roh Kudus yang menggerakkan para murid untuk bergerak keluar dari persembunyian
Roh Kudus lah yang memberi kekuatan da perutusan. Memberi kekuatan para umat beriman.
-Peristiwa berkumpul-nya para murid untuk menimba kekuatan dalam persekutuab
Dalam persekutua, setiap orang menimba kekuatan, berbagi beban, berbagi cerita, dan saling membantu serta meringankan.

b.    Dasar Keterpanggilan Gereja dalam Kehidupan Politik
Pertama, Gereja dimaknai sebagai persekutuan umat beriman dalam Yesus Kristus. Kedua, politik dipahami sebagai usaha yag dibukaka secara pribadi maupun bersama oleh seluruh warga masyarakat untuk mewujudkan kesejahteraab umum.
Ada beberapa prinsip dasar berkaitan dengan panggilan Gereja dalam kehidupan
Politik :
1.    Gereja dipanggil untuk ambil bagian
Gereja perlu terlibat dalam pembaruan tata politik berdasarkan hokum supaya hak pribadi dalam kehidupan umum lebih dilindungi. Misalnya hak untuk dengan bebas mengadakan pertemuan dan mendirikan organisasi.
2.    Gereja dalam politik diharapkan semakin memperjelas hakikat dan tujuan negara
Gereja harus tampil secara jelas dengan prinsip yang tegas disaat terlihat bahwa ada indikasi atau petunjuk penyelewengan fungsi dan peran negara bagi rakyatnya.
3.    Gereja dipanggil secara khas dalam kehidupan bernegara untuk memancarkan keteladanan mereka. Keteladanan yang terikat oleh kesadaran akan kewajibannya menghadirkan diri kepada kesejahteraan umum dari waktu ke waktu haru terus ditingkatkan.
4.    Memperjelas hubungan antara Negara dan Gereja
Partisipasi umat diharapkan semakin memperjelas kedudukan Gereja dalam negara.

c.    Prinsip dalam keterlibatan Politik
1.    Hormat kepada Martabat Manusia
Manusia mempunyai nilai dalam dirinya sendiri dan tidak pernah boleh diperalat oleh orang lain. Termasuk tujuan politik.
2.    Kebebasan
Hak setiap orang dan kelompok, bebas dari segala bentuk ketidakadilan dan bebas mengembangkan diri secara penuh.
3.    Keadilan
Keutamaan seseorang mampu mmberikan apa yang menjadi hak kepada setiap orang atau pihak lain dewasa ni, perjuangan untuk memperkecil kesenjangan ekonomi semakin mendesak untuk dikedepannkan. Penegakan keadialn ini perlu disertai dengan penegakan hokum.
4.    Solidaritas
Semangat gotong royong & kekeluargaan.
5.    Subsidiaritas
Prinsip ini dijalankan dengan cara menghargai kemampuan setiap manusia, baik pribadi maupun kelompok, untuk mengutamakan usahanya sendiri, sementara pihak yang lebih kuat siap membantu seperlunya jika kelompok tersebut membutuhkan bantuan.
6.    Fairness
Terciptanya aturan yang adil dan sikap taat pada aturan itu.
7.    Demokrasi
Kedaulatan berada di tangan rakyat. Cara-cara pengorganisasiab kehidupan bersama yang paling mencerminkan kehendak umum dengan tekanan pada peran serta, perwakilan, dan tanggung jawav.
8.    Tanggung jawab
Mempunyai komitmen penuh pengabdian dalam melaksanakan tugas.
Dengan prinsip-prinsip tersebut diharapkan perutusan umat beriman dalam masyarakat semakin terarah kepada keadaan yang dikehendaki oleh Tuhan.

B.  Tantangan dan Peluang Umat Katolik dalam Membangun Bangsa dan Negara yang Dikehendaki Tuhan
1.    Mempelajari Tantangan dan Membangun Potensi Peluang
a.    Efek Domino Arus Reformasi
Reformasi adalah gerakan antara pengalih demi kepentingan tertentu. Merebut kekuasaan atau sekedar menggoyangkan kekuasaan acap kali menjadi tujuan terselubung dari gerakan reformasi.
b.    Mengakarnya Budaya Korupsi
Korupsi disebabkan oleh kerakusan akan kekayaan dan arogansi kekuasaan. Pada titik selanjutnya, korupsi mengakibatkan suburnya politik kepentingan yang membatasi ruang publik. Banyak hal yang merupakan hak publik dikasai segelintir orang yang memiliki kekuasaan dan kesempatan untuk memperkaya diri dan kelompoknya.
c.    Mentalitas dan Semangat para Pejabat
Dipertanyakan ketika rasa saling menghormati menjadi kebiasaan hormat karena rasa segan dan takut. Pihak yang merasa lebih diatasnya berusaha mengatur dan menekan bawahannya sehingga bawahan tidak mampu untuk mengelak dan menolak.
d.   Sikap Apatis Masyarakat
Situasi tidak kondusif bagi kesejahteraan masyarakat kebanyakan membuat banyak pihak bosan dan capai. Rakyat menjadi jenuh dengan berbagai hal yang dijalankan pemerintah. Kita berusaha untuk terus-menerus tidak bersikap apatis dan pasif, tetapi untuk aktif dan proaktif mengusahakan kebaikan bagi banyak orang melalui apapun kapasitas kita.

2.    Allah Menyentuh Hati Manusia
a.    Gerakan Pembaruan Paradigma Hidup Bersama
Membangun bangsa dan negara melalui gerakan pembaruan paradigm hidup bersama, dilakukan dengan usaha menegakkan kebenaran, keadilan, dan kejujuran tanpa diskriminasi. Gerakan seperti ini didorong oleh keyakinan iman, bukan sekedar gerakan social yang bisa membuat orang akan mudah patah semangat ketika mengalami kekalahan atau kegagalan.


b.    Perlunya Gerakan Sosial kearah Pertobatan dan Hidup Baru
Setiap orang hendaknya bertobat, memulai hidup baru karena tanpa pertobatan yang sungguh-sungguh, tidak akan terjadi pembaruan yang radikal, murni, dan ikhlas.

3.    Usaha-Usaha Mengatasi Tantangan dan Memanfaatkan Peluang dalam Membangun Bangsa dan Negara
a.    Yesus Mewartakan Kabar Baik
Sebagai warga Nazaret, Yesus melihat, mendengar, dan mengalami sendiri begitu banyak ketidakadilan yag terjadi dalam bangsa-Nya. Ketika ia mulai merasa terpanggil untuk tampil didepan umum melaksanakan karya penyelamatan-Nya, Ia memaklumkan pewartaan seperti tersebut dalam injil Lukas bab 4 : 18-19.
b.    Pentingnya Kerendahan Hati dan Kesediaan Melayani
Kerendahaan hati dan kesediaan melayani bukan pertama-taman sebagai sebuah kebanggaan, juga buka tanda kesucian, melainkan sikap realistis yang mengakui keterbatasan segala usaha manusia, termauk pelayanan jemaat beriman katolik.
c.    Mengutamakan Kasih dan Damai
Kasih Kristiani berpijak pada dua hal utama, yaitu :
·         Kasih kepada Allah yang telah lebih dahulu mengasihi manusia.
Kasih yang berakar pada ketulusan dan totalitas hati dan akal budi.
·         Kasih kepada dirinya sendiri sebagai ukuran pertama untuk mengasihi sesama.
Mengasihi sesama harus sejalan dengan mengasihi diri sendiri karena keduanya
mempunyai kualitas yang sama, yaitu manusia yang bermartabat.
Yang disebut kedamaian sejati adalah kedamaian yang berasal dari Allah yang menghasilkan
kehidupan sejahtera dan sukacita.

4.    Partisipasi Siswa dalam Membangun Masyarakat yang dikehendaki Tuhan
Kita dapat peran serta itu sesuai dengan bakat dan kemampuan yang kita miliki. Mungkin
secara konkret kita belum mampu menunjukkan peran itu. Akan tetapi, setidaknya dengan usaha memberdayakan potensi diri, seraya membangun sikap : ingin tahu, kerja keras, disiplin, jujur, adil, tanggung jawab, dsb, anda sudah ikut menciptakan jondisi kehidupan sebagaimana dikehendaki Tuhan.