A. PERJANJIAN LAMA
Istilah
Perjanjian Lama berasal dari ungkapan St. Paulus dalam 2Kor 3:14. “…. Hanya
Kristus saja yang dapat menyingkapkan perjanjian lama. Kata Perjanjian Lama
ditegaskan Konsili Vatikan II (KV II) adalahtata keselamatan, untuk menyiapkan kedatangan Kristus Penebus. Perjanjian
Lama merupakan gambaran keadaan manusia sebelum zaman pemulihan keselamatan
oleh Kristus. Di dalamnya terdapat
nubuat-nubuat tentang kedatangan Yesus Kristus. Kitab Perjanjian Lama ditulis
sebelum Yesus Lahir.
A. Jumlah Perjanjian Lama.
Perjanjian
Lama umat Katolik berjumlah 46 Kitab. Sedangkan menurut Gereja
Kristen Protestan berjumlah 36 kitab, sepertu kitab agama Yahudi. Perjanjian
Lama Katolik juga memuat beberapa kitab tambahan, yang disebut Deuterokanonika.
Kitab ini ditulis dalam Bahasa Yunani (bukan Ibrani – seperti yang lainnya).
Karena itulah Protestan tidak mengakui keasliannya.
B. Klasifikasi Perjanjian Lama :
Melalui
proses seleksi yang disebut KANONISASI (yunani) artinya:
norma, ukuran, pedoman. Semua tulisan harus melewati proses seleksi ketat yang
sesuai dengan norma, ukuran dan pedoman seleksi. Misalnya : isinya tidak
bertentangan dengan ajaran iman bahkan dapat dijadikan sebagai PEDOMAN / norma
Iman, ditulis pada kurun waktu purba (bukan pada dunia modern), ada jarak yang
dekat dengan masa hidup nara sumber, naskah itu masih bisa bisa ditemukan dalam
cerita lisan umat / masyarakat, dll.
1. Pentateukh / Taurat : Kejadian,
Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan.
a. Kejadian : refleksi
iman tentang asal usul dan tujuan kehidupan dimuka bumi, terutama asal-usul
bangsa Yahudi, bahwa nenek moyang mereka adalah yang terpilih : Adam, Nuh,
Abraham, Ishak, Yakub.
b. Keluaran : refleksi iman tentang
terbentuknya Israel sebagai Umat Allah, yakni ketika mereka keluar dari
perbudakan di Mesir. Muncul piagam 10 Hukum Allah, sebagai panduan
bagi umat Israel agar menjadi Umat Allah yang setia dan kudus.
c. Imamat : dalam perjalanan dari Mesir kembali ke kanaan,
umat Israel banyak bertemu dengan kaum bangsa lain yang berbeda budaya dan
keyakinan. Maka Allah lewat Musa membuat banyak aturan tentang
peribadatan (liturgy) dan hidup bersama sebagai komunitas.
d. Bilangan : masih berkaitan dengan Keluaran, tema
utama bilangan adalah angka, sebab Musa membuat sensus penduduk Israel, jumlah
laki-laki yang bisa berperang, jumlah angota tiap 12 suku Israel. Jumlah imam,
jumlah prajurit, jumlah ternak, dll.
e. Ulangan : Ditulis Musa menjelang kematiannya (1405
SM) untuk angkatan muda yang lahir dalam perjalanan, mereka tidak tahu tentang
paskah pertama (malam sebelum pembebasan), kisah dramatis penyeberangan laut
merah. Maka Musa mengulangi lagi cerita-cerita itu secara singkat untuk mereka,
agar mereka merasa bagian dari sejarah panjang nenek moyang
mereka. Tulisan ini sekaligus kata perpisahan dari Musa sebelum
wafat.
2. Kitab Sejarah : berisi fakta sejarah awal mulanya
kerajaan / bangsa Yahudi.
Meskipun Kitab
ini tetap merupakan refleksi iman, namun fakta sejarahnya memang
nyata dan dapat dikonfirmasi dengan banyak
literatur.
3. Kitab Kebijaksanaan / sesembahan
atau pujian (di dalamnya ada kitab puisi : mazmur, amsal,
Kidung Agung) : Isi pokoknya adalah doa, pujian dalam bentuk
puisi dan lagu (mazmur), juga nasehat-nasehat bijaksana, untuk
menuntun umat Israel agar tetap setia kepada Allah, meskipun melewati begitu
banyak kesulitan (seperti dalam cerita Ayub). Saat-saat tertentu hidup memang
terasa menyakitkan, namun saat-saat lain juga Hidup sangat menyenangkan. Alur
hidup ini dapat dengan mudah dilihat dalam Mazmur : ada doa ratap tangis tak
berdaya, ada doa pujian penuh kegembiraan.
4. Kitab Para Nabi : Kitab ini umumnya berisi tentang harapan baru bagi umat Israel
tentang datangnya Mesias. Terutama dalam tulisan nabi-nabi besar : Yeremia,
Yesaya.
Empat kelompok
besar di atas kerap disebut PROTO – KANONIK: kanon-pertama.
5. Deuterokanonika. 36 kitab telah selesai dikanonkan dan
diterima sebagai kitab suci resmi gereja. Semuanya ditulis dalam Bahasa Ibrani.
Namun masih ada kitab lain yang kualitasnya setara dengan kitab-kitab Ibrani,
namun ditulis dalam Bahasa Yunani. Maka kitab itu pun dimasukan dalam proses
Kanonisasi dan dapat diterima. 10 kitab baru itu disebut kelompokDEUTERO-KANONIKA : “kanon kedua,” atau Kitab
Tambahan. Ahli Kitab Suci Protestan tidak mengakui kitab Yunani
ini. Di dalamnya ada : Makabe, Sirakh,
Kebijaksanaan Salomo, Tobit, Yudith, Barukh, Tambahan Ester, Tambahan Daniel,
Surat Yeremia.
C. PERJANJIAN BARU
1. Latar Belakang Penulisan.
Yesus sendiri
tidak menulis ceritanya. Namun ada kecemasan bahwa cerita tentang tokoh hebat
dan mulia ini akan hilang jika hanya mengandalkan cerita lisan dari mulut ke
mulut. Maka muncullah usaha untuk menulis sejarah hidupnya: berdasarkan kisah
yang dirasakan dan disaksikan, berdasarkan cerita yang umumnya beredar, dan
berdasarkan refleksi iman penulis.
2. Tujuan Penulisan.
a. Memperkenalkan tokoh Yesus Kristus, sebagai
utusan Tuhan yang datang mewartakan Kerajaan Allah, dan bagaimana usaha dan
perjuangannya mewartakan keselamatan.
b. Menjaga ajaran Yesus Kristus yang
perupakan pedoman atau panduan untuk mencapai keselamatan.
c. Memperkenalkan kisah dan ajaran para rasul / murid-murid perdana Yesus Kristus. Perdana yang hidup
sejaman dengan Yesus, dekat di sekitar Yesus, atau orang yang sejaman dengan
para rasul.
d. Surat-surat rasul (Surat Apostolik/ Pastoral) yang
bertujuan menjaga kualitas iman umat kristiani di komunitas
tertentu atau seorang pribadi tertentu.
3. Bagian Perjanjian Baru. Semuanya ada 27 Kitab.
1. Injil : Matius, Markus,
Lukas, Yohanes. Keempat Kitab Ini adalah bagian Inti dari Perjanjian Baru. Di
dalamnya terekam sejarah, dan ajaran Yesus Kristus.
Kata Injil dari
kata Yunani : ευαγγέλιον/euangelion, artinya khabar gembira/ Khabar baik. Kata ini berasal dari ucapan Malaikat Gabriel (Lukas 1:19), ucapan
Yesus sendiri (Lukas 4:18). Dalam Bahasa Inggris : Good News,
khabar baik. Euangelion menjadi ingildalam Bahasa
Arab, yang kemudian dalam Bahasa Indonesia menjadi Injil.
2. Kisah Para Rasul : fokusnya adalah
perjalanan iman umat Kristen Pertama, yang dipimpin oleh Rasul Petrus dan
teman-temannya. Lalu muncul tokoh favorit kedua, yakni Paulus. Dia dipilih oleh
Kristus sendiri menjadi Rasul, terutama bagi orang di luar kaum Yahudi.
3. Surat-surat Apostolik / Pastoral. (apostle = rasul). Ditujukan untuk umat di wilayah atau pribadi tertentu
agar dapat menjaga kualitas iman mereka. Maka isinya adalah nasehat, wejangan
bahkan kritikan.
4. Wahyu : isi pokoknya
adalah pengelihatan Yohanes tentang masa depan, tentang keselamatan besar yang
dijanjikan Allah. Di kitab ini, keselamatan yang telah diwartakan Yesus Kristus
ditegaskan.
4. Time Line Perjanjian Baru:
A. Antara tahun 7/6 SM – 30 M : Yesus
lahir, hidup dan akhirnya disalibkan. Setelah kebangkitan-Nya, para rasul
dan murid-muridnya meneruskan misi Kerajaan Allah. Terus menjaga ajaran Yesus
sambil terus membawa nama besar it terus hidup bersama mereka.
B. Tahun 40 – 120 M : Masa Penulisan Kitab Suci. Inti pewartaan adalah Wafat dan Kebangkitan Yesus Kristus. Kemudian pewartaan berkembang menjadi sejarah penuh hidup Yesus,
sejak lahir, hidupNya hingga kebangkitanNya .
Dalam pada itu,
umat Kristen makin berkembang dan meluas. Mereka hidup dalam kelompok-kelompok.
Supaya berita tentang Yesus itu tetap sama, dan kehidupan iman mereka pun tetap
terjaga maka mulailah penulisan. Tulisan pertama adalah 1 Tesalonika
(+40 M), dan yang paling akhir surat kedua Petrus (th 120-an M).
C. Tahun 120 – 400 M : seleksi Kitab Perjanjian Baru (pembentukan
Kanon).
Setelah muncul
tulisan pertama thn 40, muncul pula banyak sekali tulisan yang serupa. Ada yang
memberikan penguatan iman tapi ada juga yang membingungkan bahkan mengacaukan
kehidupan iman umat. Maka para bapa gereja memikirkan untuk membuat
standarisasi tulisan iman itu. Dengan standar itu maka hanya
27 buku yg diterima, ratusan lainnya tidak lulus seleksi. Buku tidak lolos
seleksi itu sering disebut kitab apokrip, penulisnya adalah dari kolompok
bida’ah yang ajaran tdk sesuai dengan ajaran iman para rasul.
5. Manfaat Membaca Kitab Suci :
Kitab suci
mengajarkan dengan teguh dan setia serta tanpa kekeliruan kebenaran, yang oleh
Allah dikehendaki supaya dicantumkan dalam Kitab-Kitab Suci demi keselematan
kita (Dei Verbum art. 11). Berikut adalah manfaat membaca kitab
suci:
a. Menjamin perkembangan iman dan karakter kepribadian. “Segala tulisan yang diilhami oleh Allah memang bermanfaat untuk
mengajar, menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan mendidik orang
dalam kebenaran (2 Tim 3:16-17).
b. Mengenal Yesus Kristus. “Tidak
membaca Kitab Suci berarti tidak mengenal Kristus.” (St. Hironimus. Kutipan
yang tegaskan kembali oleh K.V II.
c. Sebagai buku Gereja, buku iman Gereja. Kitab Suci menjadi
pedoman, patokan dan tuntutan iman gereja.
C. TRADISI GEREJA
Tradisi adalah
adat kebiasaan turun temurun dari nenek moyang atau generasi
terdahulu. Tradisi dari Bahasa Latin tradition = penerusan. Maka
tradisi berarti sesuatu yang diserahkan, diteruskan atau
diwariskan. Nah, bagi gereja Katolik, iman itu terjaga bukan hanya
karena adanya Kitab Suci tetapi juga tradisi. Tradisi ini berisi ajaran
dan kebiasaan iman para pendahulu, sejak para Rasul, para Bapa-bapa Gereja.
Macam-Macam
Tradisi dalam Gereja Katolik.
1. Tradisi resmi.
Sumber pertama
tradisi adalah 1) Kitab Suci. Kitab Suci adalah refleksi dan
praktek iman jemaat perdana, yang kemudian ditulis agar terjaga keterusannya.
Selain kitab Suci juga dalam 2) syahadat atau pengakuan iman, dalam
3) liturgy dan dalam 4) sakramen-sakramen Gereja,
juga dalam 5).doctrinal (ajaran resmi) dari kuasa mengajar Gereja
tertinggi.
Syahadat tidak ada dalam kitab suci, namun itu adalah refleksi iman jemaat
perdana yang kemudian dirumuskan menjadi satu formulasi. Sampai saat ini kita
diwarisi dua bentuk syahadat, yakni : Syahadat Para Rasul (Syahadat
Singkat) dan Syahadat Nicea-Konstatinopel (Syahadat
Panjang). Point pokok kedua pengakuan iman itu sama, namun dalam
Syahadat Nicea ada tambahan ajaran iman pokok (dogma), misanya sifat gereja
yang satu, kudus, katolik dan apostolik.
2. Tradisi Tidak Resmi
Tidak resmi
bukan berarti tidak diakui, melainkan bahwa tradisi-tradisi itu diwariskan
namun mengalami perkembangan yang lebih dinamis sesuai dengan konteks waktu,
tempat dan jamannya. Misalnya : music liturgy, karya-karya seni, sastra
kekristenan, tulisan-tulisan, ajaran para teolog, doa-doa devosional,
cerita-cerita para kudus.
Maka ada dua sumber panduan atau pedoman iman katolik, yakni : Kitab Suci dan
Tradisi.
No comments:
Post a Comment