Tuesday, November 12, 2019

Hati Nurani



Selain memiliki akal budi dan kehendak, manusia masih memiliki keunggulan lain dibandingkan dengan makhluk ciptaan yang lainnya, yaitu bahwa manusia memiliki HATI NURANI. Hati nurani adalah undang-undang yang diciptakan Tuhan dalam hati setiap manusia; undang-undang yang menunjukkan kepada manusia mana yang baik, mana yang jahat, mana yang benar, dan mana yang salah.
Arti dan Makna Hati Nurani
Hati nurani dapat diartikan secara luas dan secara sempit.
  • Arti luas: Hati nurani berarti kesadaran moral yang tumbuh dan berkembang dalam hati manusia. Keinsafan akan adanya kewajiban.
  • Arti sempit: Hati nurani merupakan penerapan kesadaran moral di atas dalam situasi konkret. Suara hati yang menilai suatu tindakan manusia benar atau salah, baik atau buruk. Hati nurnai tampil sebagai hakim yang baik dan jujur, walaupun dapat keliru.
Segi-Segi Hati Nurani
Segi Waktu
  • Sebelum suatu tindakan dibuat: Hati nurani akan menyuruh kalau perbuatan itu baik dan melarang kalau perbuatan itu buruk.
  • Pada saat suatu tindakan dilakukan. Hati nurani akan terus menyuruh jika perbuatan itu baik dan melarang jika perbuatan itu buruk atau jahat.
  • Sesudah suatu tindakan dibuat. Hati nurani akan “memuji” jika perbuatan itu baik dan hati nurani akan membuat kita gelisah atau menyesal jika perbuatan itu buruk atau jahat.
Segi benar-tidaknya
  • Hati nurani benar, jika kata hati cocok dengan norma objektif.
  • Hati nurani keliru, jika kata hati tidak cocok dengan norma objektif.
Segi pasti-tidaknya
  • Hati nurani yang pasti, artinya secara moral dapat dipastikan tidak keliru.
  • Hati nurani yang bimbang, artinya masih ada keraguan.
Pedoman yang dapat dipegang
  • Hati nurani yang benar dan pasti. Perbuatan yang baik dapat dan harus dilakukan, atau perbuatan yang buruk harus dielakkan.
  • Hati nurani yang pasti, tetapi keliru. Perbuatan yang baik dan harus dilakukan, atau perbuatan yang buruk harus dielakkan.
  • Hati nurani yang tidak pasti. Seseorang dapat memilih yang paling menguntungkan. Jika menyangkut nyawa manusia, maka keselamatan nyawa itu harus didahulukan.
Cara kerja hati nurani
  • Pada saat-saat menjelang suatu tindakan etis, pada saat itu hati nurani akan mengatakan perbuatan itu baik atau buruk. Jika perbuatan itu baik, hati nurani muncul sebagai suara yang menyuruh. Namun, jika perbuatan itu buruk, hati nurani akan muncul sebagai suara yang melarang. Suara hati yang muncul pada saat ini disebut prakata hati (INDEKS-Petunjuk).
  • Pada saat suatu tindakan dijalankan, hati nurani masih tetap bekerja, yakni menyuruh atau melarang (IUDEKS-Hukum).
  • Sesudah suatu tindakan atau perbuatan, maka hati nurani muncul sebagai “hakim” yang memberi vonis. Untuk perbuatan yang baik, hati nurani akan memuji, sehingga membuat orang merasa bangga dan bahagia. Namun, jika perbuatan itu buruk atau jahat, maka hati nurani akan mencela/menyalahkan, sehingg orang merasa gelisah, malu, menyesal, putus asa dan sebagainya (VINDEKS-Penghukum).
Fungsi hati nurani dan sikap kita terhadapnya
  • Fungsi hati nurani adalah sebagai (1) pegangan, pedoman, atau norma untuk menilai suatu tindakan, apakah tindakan itu baik atau buruk, (2) pegangan atau peraturan-peraturan konkret di dalam kehidupan sehari-hari, (3) menyadarkan manusia akan nilai dan harga dirinya.
  • Sikap kita terhadap hati nurani antara lain: (1) menghormati setiap suara hati yang keluar dari hati nurani kita, (2) mendengarkan dengan cermat dan teliti setiap bisikan hati nurani, (3) mempertimpangkan secara mask dan dengan pikiran sehat apa yang dikatakan oleh hati nurani, (4) melaksanakan apa yang disuruh oleh hati nurani.
Arti dan Peranan Hati Nurani dalam Kitab Suci
Perjuangan Hukum Taurat
Rm. 7:14-26
7:14 Sebab kita tahu, bahwa hukum Taurat 1  adalah rohani, tetapi aku bersifat daging, o  terjual p  di bawah kuasa dosa 2 . q 7:15 Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat 3 , tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat. r  7:16 Jadi jika aku perbuat apa yang tidak aku kehendaki, aku menyetujui, bahwa hukum Taurat itu baik. s  7:17 Kalau demikian bukan aku lagi yang memperbuatnya, tetapi dosa yang ada di dalam aku. t 7:18 Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, u  tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. 7:19 Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. v  7:20Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa w  yang diam di dalam aku. 7:21 Demikianlah aku dapati hukum ini: x  jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. 7:22 Sebab di dalam batinku y  aku suka akan hukum Allah 4 , z  7:23 tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang a  melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa b  yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku. 7:24 Aku, manusia celaka 5 ! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? c  7:25 Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. d  (7-26) Jadi dengan akal budiku aku melayani hukum Allah, e  tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa. f 
Pesan teks Kitab Suci di atas tentang hati nurani adalah sebagai berikut:
  • Dalam diri manusia terdapat dua hukum, yaitu hukum Allah dan hukum dosa. Kedua hukum itu saling bertentangan.
  • Hukum Allah menuju kepada kebaikan, sedangkan hukum dosa menuju kepada kejahatan.
  • Hati nurani adalah hukum yang berasal dari Allah.
  • Hati nurani menuntun orang untuk melaksanakan kehendak Allah bukan kehendak manusia itu sendiri.
Arti dan Peranan Hati Nurani dalam Gaudium et Spes, Art. 16
“Di lubuk hati nuraninya manusia menemukan hukum, yang tidak diterimanya dari dirinya sendiri, tetapi harus ditaatinya. Suara hati itu selalu menyerukan kepadanya untuk mencintai dan melaksanakan apa yang baik, dan untuk menghindari apa yang jahat. Bilamana perlu, suara itu menggemakan dalam lubuk hatinya: jauhkanlah ini, elakkanlah itu. Sebab dalam hatinya manusia menemukan hukum yang ditulis oleh Allah. Martabatnya ialah mematuhi hukum itu,… Hati nurani ialah inti manusia yang paling rahasia, sanggar sucinya; di situ ia seorang diri bersama Allah, yang sapaan-Nya menggema dalam batinnya”

Berbagai Kelompok dan Gerakan Orang Yahudi



Orang Zelot (lihat Luk. 6:15; Kis. 1:13) adalah pembangkang bersenjata yang berjuang melawan pemerintahan asing dan perpajakan yang mereka kenakan. Mereka bukan suatu organisasi tunggal; sebaliknya nama itu dapat mengacu kepada kelompok atau gerombolan apa saja yang menentang kekuasaan asing. Program merekalah yang dirayakan dalam kitab-kitab Makabe, dan perjuangan merekalah yang berakhir dengan pemberontakan Bar Kochba. Lawan-lawan orang Zelot hanya menyebut mereka "penggarong." Menurut Yosefus, orang Zelotlah yang memimpin pertahanan bait suci di Yerusalem dan dikalahkan pada tahun 70 M.
Kelompok sicarii atau "pembunuh-pembunuh" (Kis. 21:38) melakukan semacam perlawanan bersenjata yang khusus. Dengan menggunakan belati (bah. Latin, sicarii) yang disembunyikan dalam pakaian mereka, kaum Sicarii ini membunuh musuh-musuh mereka di tempat-tempat yang ramai, lalu melarikan diri sebelum mereka dapat ditangkap.
Orang Herodian adalah orang-orang Yahudi yang merupakan simpatisan para penguasa dari keluarga Herodes (lihat Mat. 22:16; Mrk. 3:6; 12:13).
"Ahli Taurat" sebenarnya adalah nama suatu jabatan, bukan suatu kesetiaan (Mat. 7:29). Para ahli Taurat dapat membaca dan menulis, karena itu mereka dapat bekerja sebagai guru dan panitera. Karena para ahli Taurat mempunyai majikan yang berbeda-beda, atau tidak mempunyai majikan yang tetap, mereka menaruh simpati pada bermacam-macam hal. Karena Kitab Suci begitu penting bagi orang Yahudi, para ahli Taurat sering menduduki posisi sebagai pemimpin.
Imam-imam juga merupakan suatu golongan profesional (Mrk. 11:18; 14:10). Imam-imam mengerjakan berbagai kewajiban yang resmi di bait suci. Imam besar juga menjadi kepala Sanhedrin di Yerusalem. Ada sepuluh Sanhedrin lain di tempat-tempat yang berbeda. Di bawah pemerintahan Romawi; imam besar diangkat oleh gubernur Romawi.
Orang Farisi (Mat. 5:20) adalah pemimpin agama, dan baik ahli Taurat maupun imam dapat ditempatkan di antara mereka. Seperti yang dapat diharapkan, ada sedikit kebebasan di antara orang Farisi mengenai seberapa ketatnya Taurat Musa harus diterapkan. Di antara orang Farisi terdapat orang-orang yang sangat memusuhi Yesus. Mereka tidak hanya mengerti tuntutan-tuntutan Yesus, tetapi juga dapat mengenali ancaman tuntutan-tuntutan tersebut terhadap status quo. Rasul Paulus adalah seorang Farisi yang dengan keras menganiaya orang Kristen, tetapi yang kemudian hari menjadi Salah seorang yang paling efektif membela iman Kristen.
Tradisi-tradisi orang Farisi tetap bertahan setelah pembinasaan bait suci dan kekalahan yang menghancurkan pemberontakan Bar Kochba. Tradisi-tradisi orang Farisi adalah sumber dari apa yang dikenal sebagai Yudaisme para rabi. Sejauh yang dapat diketahui dari Misynah (kumpulan tradisi-tradisi orang Farisi), ajaran orang Farisi tidak sepenuhnya menentang ajaran Yesus. Hal ini tidak mengherankan, karena tugas pokok orang Farisi adalah menerapkan Alkitab Ibrani, terutama kelima kitab Musa, dalam mengamalkan kehidupan sehari-hari.
Orang-orang yang bersungguh-sungguh memusuhi Yesus yang digambarkan dalam Injil sebagai orang Farisi belum tentu mewakili semua orang Farisi. Minat mereka terhadap pokok-pokok tertentu dalam agama, seperti berpuasa dan kesucian ritual, adalah sejalan dengan minat mereka terhadap kesalehan. Perjanjian Baru juga menaruh perhatian terhadap soal-soal yang sama itu.
Orang Saduki adalah orang-orang Yahudi bangsawan yang tidak bersimpati kepada ajaran-ajaran orang Farisi. Orang Saduki menyatakan bahwa hanya kelima kitab Musa yang berkuasa dan bahwa tradisi-tradisi yang kemudian diturunkan oleh para rabi, tidak. Menurut Markus 12:18, orang Saduki tidak percaya akan kebangkitan orang mati. Sebagai suatu golongan dalam agama Yahudi, orang Saduki tidak berkembang setelah penghancuran bait suci, yang menjadi fokus kekuasaan mereka.
"Orang yang takut akan Allah" adalah terjemahan yang lazim dari istilah ini yang beberapa kali terdapat di Perjanjian Baru (Kis. 10:2, 22; 13:16, 26). "orang-orang yang takut akan Allah" ini adalah orang proselit, atau orang yang bertobat kepada agama Yahudi; akan tetapi, mereka tidak dianggap sepenuhnya sebagai orang Yahudi, mungkin karena mereka tidak bersunat. Orang Yahudi bersedia menerima orang-orang yang beralih ke agama Yahudi, namun sukar untuk mengetahui berapa banyak orang yang seperti itu. Rupanya diragukan bahwa ada suatu gerakan "misionaris" Yahudi yang bertujuan menobatkan orang. Ketika Yesus berkata bahwa orang Farisi "mengarungi lautan dan menjelajah daratan untuk menobatkan satu orang saja," Ia sedang mengacu kepada pengajaran tegas mereka kepada orang-orang di kalangan agama Yahudi, bukan kepada usaha yang kuat untuk menarik orang-orang yang berada di luar agama Yahudi (Mat. 23:15).
Suatu gerakan lain di dalam Yudaisme, yang meliputi komunitas Qumran, terkenal sebagai kaum Eseni. Yosefus menggambarkan kaum Eseni sebagai orang-orang yang dengan ketat menjalankan hari Sabat. Mereka percaya akan keabadian jiwa. Orang Eseni tidak akan menghujat Allah atau makan makanan haram, bahkan ketika diancam siksaan. Beberapa orang Eseni, seperti mereka yang bertempat tinggal di Qumran, menolak untuk menikah. Perjanjian Baru tidak menyebut orang Eseni dengan jelas, tetapi teranglah bahwa banyak gagasan mereka dapat ditemukan di golongan-golongan lain.
Walaupun "rakyat jelata" bukan suatu kelompok yang terpadu, sungguh menyesatkan bila hanya mendaftarkan kelompok-kelompok dan gerakan-gerakan yang lebih mudah dikenali di kalangan agama Yahudi serta mengabaikan orang Yahudi pada umumnya. Keikutsertaan rakyat jelata dalam ibadat kepada Allah dan hal mendengarkan Firman Allah dijamin oleh jumlah sinagoge yang didirikan di semua daerah yang didiami oleh rakyat jelata.

Bersikap kritis terhadap ideologi, aliran/paham dan trend-trend yang berkembang


Globalisasi yang telah digencarkan oleh media massa telah membawa pula berbagai ideologi dan menyebarluaskan berbagai trend yang sekarang sangat berkembang. Maka, perlulah kita memiliki pula sikap kritis terhadap macam ideologi dan trend-trend itu.
Mari kita mendalami IDEOLOGI, ALIRAN dan SEKTE AGAMA
Pengertian Ideologi
  • Secara sederhana ideologi berarti keseluruhan pemikiran, cita rasa, dan segala upaya, terutama di bidang politik dan ekonomi. Oleh sebab itu, ideologi sering berkaitan dengan politik dan partai politik.
  • Ideologi dapat berarti sebagai falsafah hidup dan cara pandang terhadap sesama dan dunia. Negara kita memiliki falsafah Pancasila sebagai landasan negara. Jadi, Pancasila dapat dipandang sebagai suatu ideologi, di mana termuat keseluruhan pemikiran, cita rasa, dan perjuangan Bangsa Indonesia.
Macam-macam Ideologi
  • Nasionalisme, yaitu pandangan yang berpusat pada bangsa sendiri.
  • Marxisme, yaitu suatu kumpulan ajaran yang menjadi dasar sosialisme dan komunisme. Tujuan utamanya adalah menghapuskan kapitalisme yang dianggap menyengsarakan dan menjajah kaum proletar, yakni kaum buruh/rakyat kecil.
  • Komunisme, yaitu paham yang mencita-citakan suatu sistem masyarakat di mana sarana-sarana produksi dilakukan berdasarkan asas bahwa setiap anggota dapat memperoleh hasil sesuai dengan kebutuhan.
  • Teokrasi, yaitu paham yang menghendaki agama menguasai masyarakat politis.
  • Liberalisme, yaitu paham dan gerakan yang memperjuangkan kebebasan dari penindasan apapun.
  • Neo-Liberalisme, yaitu paham yang dewasa ini dalam hubungan dengan globalisasi dan pasar bebas, yang akan dikuasai oleh mereka yang kuat secara ekonomis dan politis.


Macam-macam aliran dan sekte
  • Saksi Yehowa, yang ingin membentuk umat beriman yang hanya terdiri atas yang terpilih dan diselamatkan pada hari kiamat.
  • Mormon, yakni Gereja Yesus Kristus dari orang-orang Kudus Hari-Hari Terakhir.
  • Children of God, disebut Gereja Setan.
  • Katolik Liberal, yang menolak beberapa tradisi dan ajaran Katolik.
  • Katolik Kafetari ialah untuk taat dan mengimani ajaran-ajaran Gereja Katolik yang mereka sukai dan menolak ajaran-ajaran Katolik yang mereka tidak sukai.
  • dll.
Mendalami Berbagai TREND dan WACANA yang muncul pada zaman globalisasi.
  • Budaya Materialistik dan Hedonistik, yaitu hidup berlimpah materi dan berkesenangan. Manusia diukur dari apa yang dia miliki (rumah, mobil, dsb).
  • Konsumerisme, yaitu sikap orang yang terdorong untuk terus-menerus menambahkan tingkat konsumsi, bukan karena kebutuhan, melainkan demi status sosial (gengsi).
  • Individualisme yaitu sikap yang umumnya segera muncul pada masyarakat yang hidup kota, terutama pada masyarakat kelas menengah ke atas. Suatu gaya hidup modern, seperti hidup dalam keluarga dan pekerjaan semakin tidak ada sangkut pautnya satu sama yang lain.
  • Pluralisme berarti orang dari berbagai suku, daerah, agama, keyakinan, politik bercampur-baur di kampung-kampung, di tempat kerja dll. Dengan kata lain, kontrol sosial terhadap pelaksanaan agama dan hidup bermasyarakat semakin berkurang.
  • Fundamentalisme, yaitu gerakan-gerakan untuk kembali kepada hal-hal yang sifatnya sangat mendasar, seperti ajaran agama atau pandangan politik tertentu.
  • Isu Gender, pembebasan perempuan akan menjadi pembebasan umat masuia seluruhnya menuju masyarakat baru.
  • Isu Demokrasi, Otonomi, dan Hak Asasi.
  • Isu lingkungan hidup.

MENDALAMI SIKAP YESUS YANG KRITIS TERHADAP ALIRAN DAN BERBAGAI TAWARAN ZAMANNYA
  • Sikap Yesus yang kritis terhadap golongan Farisi, misalnya dalam Matius 23:1-36.
  • Sikap Yesus yang kritis terhadap golongan Saduki, misalnya dalam Matius 22:23-33.
  • Sikap Yesus yang kritis terhadap berbagai tawaran keduniaan, Lukas 4:1-13.
Untuk bersikap kritis, kita dapat bercermin pada sikap Yesus.
Yesus bersikap kritis terhadap berbagai ideologi dan aliran pada zaman-Nya.
  • Waktu Yesus berada di Palestina ada berbagai kelompok dan aliran telah ada, seperti:
  • FARISI, kelompok orang-orang Yahudi saleh yang menerima hukum tertulis dan lisan dengan amat teliti menaati berbagai macam kewajiban.
  • SADUKI, salah satu kelompok politik Palestina. Mereka menolak tradisi lisan, kebangkitan orang mati dan adanya malaikat.
  • ESENI, kaum yang menganggap diri sebagai orang terpilih dari antara orang-orang saleh. Mereka hidup bermatiraga (bertapa). Mereka yakin bahwa meraka akan bangkit dan hidup pada akhir zaman, waktu di mana hampir semua orang menjadi murtad (bertobat) termasuk pimpinan bangsa dan imam-imam Yahudi.
  • Zelot, pejuang-pejuang kemerdekaan Yahudi melawan orang-orang Roma yang menjajah Palestina.
Yesus kritis terhadap tawaran-tawaran keduniaan.
  • Sesudah Yesus berpuasa selama 40 hari di padang guru, iblis menawarkan kepada Yesus hal-hal yang menggiurkan (Lukas 4:1-13).
  • Pertama: Roti, rezeki, jaminan sosial ekonomi.
  • Kedua: Kedudukan dan kekuasaan.
  • Ketiga: Kesenangan dan kenikmatan.
  • Godaan-godaan iblis bertujuan agar Yesus meninggalkan pilihan mewartakan Kerajaan Allah, dan menyibukkan diri dengan jaminan sosial, ekonomi, kekuasaan, dan kesenangan. Yesus menolaknya, bukan karena hal-hal jelek, tetapi karena ada hal yang lebih pokok, yaitu Kerajaan Allah.