AJARAN SOSIAL GEREJA
I. Latar
Belakang
Penemuan
mesin uap menjadi era baru bagi dunia. Mesin uap mengawali indurtri modern bagi
dunia. Perindustrian menumbuhkan permasalahan baru yabng sangat komplek. Mulai
dari eksploitasi alam sampai pada eksploitasi manusia. Muncul juga masalah
upah, kepastian kerja, masalah struktur masyarakat yang baru, dll.
Bebagai
masalh tersebut mengugah Gereja untuk berbica dan membela hak hidup manusia.
Berbagai macam usaha itu di tuangkan dalam ensiklik-ensiklik yang memuat ajaran
social Gereja
II. Dari
Rerum Novarum sampai centensimus annus
·
Ajaran
social gereja pertama dikeluarkan oleh Paus Leo XIII pada tahun 1891. paus Leo
XIII mengeluarkan ensiklik berjudul Rerum Novarum. Ensiklik ini berbicara
mengenai 3 hal pokok yaitu buruh, modal dan negara. Paus mengkritisi kondisi
masyarakat akibat kemajuan industri yang menjadikan situasi buruk bagi kaum
buruh dan masyarakat industri. Untuk memperbaikinya perlu adanya hubungan yang
wajar dan adil antara ketiga hal itu.
·
Peringatan
40 tahun Rerum Novarun dikeluarkan ensiklik quadragesimo anno oleh paus Pius
XI. Ensiklik ini membahas masalah ketidak adilan social dan mengajak seua pihak
untuk mengatur kembali tatanan social berdasarkan Rerum Novarum. Dalam ensiklik
ini, paus juga mengecam kapitalisme dan komunisme.
·
Pada tahun
1961 dan tahun 1963 paus Yohanes XXIII ,mengeluarkan ensiklik Mater et Magistra
dan Pacem in Terris. Dalam dua ensiklik ini Paus Yohanes XXIII memberikan
petuntunjuk dalam mengatasi kesenjangan sosialantar bangsa-bangsa kaya dan
miskin. Paus mengajak umat kristiani dan semua orang yang berkehendak
baik bekerja sama menciptakan lembaga sosial dan menghargai martabat manusia
dan keadilan serta perdamaian.
·
Pada tahun
1962 dibuka Konsili Vatikan II yang membuka lebaran baru bagi Gereja. dalam
konsili ini pandangan mengenai Gereja diubah secara segnifikan, Gereja diajak
terbuka terhadap dunia. Salah satu dokumen berkaitan dengan masalah sosial yang
dicetuskan adalah Gaudium et Spes. dalam Gaudium et Spes ini para bapa konsili
menegaskan bahwa perutusan khas religius Gerejamemberinya tugas terang dan
kekuatan yang dapat membantu pembentukan dan pemantapan masyarakat manusia
menurut hukum Ilahi.Keadaan, waktu dan tempat menuntut Gereha dapat dan bahkan
harus memulai kegiatan sosial demi semua orang.
·
Setelah
Konsili Vatikan II ada 3 dokumen yang secara khusus memberi sumbangan Gereja
mengenai tanggung jawabnya dalam menjalankan tugasnya yaitu dokumen Populorum
Progressio (1967), Octogesima Adveniens (1971), dan dokumen sinode para uskup
sedunia (1971). Populolurum Progressio menanggapi masalah kemiskinan dan
kelaparan dunia, menunjukan adanya ketidakadilan struktural. dokumen ini
menghimbau negara-negara kaya maupun miskin agar bekerja sama dalam semangat
solidaritas untuk membangun tata keadilan dan membarui tata dunia. Octogesima
Adveniens, sebagai ulang tahun ke-80 rerum novarum menegaskan peranan jemaat
kristiani dalam mengembangkan tanggung jawab baru dalam mengembangkan tata
dunia yang baru.yang ketiga, sinode para uskup membeberkan pengaruh Gereja yang
mendunia, mengidentifikasi dinamika injil dengan harapan-harapan menusia akan
dunia yang lebih baik. sinode mendesak agar diusahakan keadilan diberbagai
lapasan masyarakat dan terutama diantara bangsa-bangsa kaya dan kuat seta
bangsa-bangsa yang miskin dan lemah
·
Tahun 1981
Paus Yohanes Paulus II mengeluarkan ensiklik berjudul Laorem Excercens.
Ensiklik ini membahas makna kerja manusia. Manusia dengan bekerja menembangkan
karya Allah dan memberi sumbangan bagi terwujudnyarencana penyelamatan Allah
dala Sejarah
·
Tahun 1987
Paus Yohanes Paulus II, mengeluarkan ensiklik Sollicitudoi Rei Socialis yang
mengangkat kembali tentang pembangunan yang mengeksploitasi orang -orang kecil.
Hal itu disbut sebagai struktur-struktur dosa yang membelenggu masyarakat.
·
Setelah 100
tahun Rerum Novarum, paus Yohanes Paulus II mengeluarkan ensiklik Centensimus
Annus (1991) yang mengungkapkan bahwa Gereja hendaknya terus belajar untuk
bergumul dengan soal-soal sosial
Ajaran
Sosial Gereja di Indonesia
Bayak diantara kita yang sampai hari ini belum pernah mendengar yang disebut sebagai Ajaran Sosial Gereja. Mendengar saja belum apalagi mengetahuinya.... mengapa ajaran sosial Gereja belum dipahami?
Bayak diantara kita yang sampai hari ini belum pernah mendengar yang disebut sebagai Ajaran Sosial Gereja. Mendengar saja belum apalagi mengetahuinya.... mengapa ajaran sosial Gereja belum dipahami?
·
Penampilan
Gereja di Indonesia lebih merupakan penampilan ibadat daripada penampilan
gerakan sosial. Gereja hanya berkutat pada masalah Liturgi dan sekitar altar
saja. Gereja kurang tertantang untuk terlibat aktif dibidang sosial dan
mengumulinya, Gereja merasa sudah puas dengan karya sosial karitatif semata,
belum mau tahu tentang seba-sebabnya terjadi vberbagai permasalahan sosial.
·
Warga Gereja
selama ini merasa sudah kecukupan dan tidak bisa merasakan penderiaaan yang
dialami oleh korban. Kita belum bisa terlibat.
·
Gereja
secara kuantitas sangat kecil. Jumlah warga Gerejat idaklah sebanding dengan
jumlah warga agama lain. perasaan minoritas dan kesadaran minoritas menjadikan
alasan untuk tidak bertindak untuk mencari aman, dll.
·
Perkara
sosial baru menjadi ajaran, yang baru menjadi bahan tulisan, bahan seminar atau
baru dicita-citakan saja, padahal perkara sosial itu baru memilik arti jika
sudah sampai pada tahap pelaksanaan.
No comments:
Post a Comment