Tuesday, November 12, 2019

TUGAS-TUGAS GEREJA


I.       Gereja yang Menguduskan (liturgia)
Arti Kata :
Kata “liturgi” berasal dari bahasa Yunani leitourgia, terbentuk dari akar kata ergon yang berarti “karya, kerja atau bakti. Gereja Katolik lalu mengambil istilah liturgi untuk mengartikan kultus/ ibadat. Ibadat ini kemudian berpuncak pada EKARISTI, dimana gereja mengalami persatuan dengan Kristus.
Liturgi merupakan tugas gereja ketika menjalankan fungsi imamatnya. Imamat dalam gereja ada dua jenis, yakni imamat umum yang diterima oleh semua orang yang dibabtis, dan imamat khusus yang diterima oleh mereka yang ditahbiskan.
Ibadat atau liturgi disebut sebagai doa resmi gereja, karena di dalamnya ada kesatuan Gereja dengan Kristus. Liturgi adalah karya Kristus, Imam Agung serta Tubuh-nya, yaitu Gereja. Liturgi menjadi wahana utama untuk (1) mengantar umat Kristiani ke dalam persatuan pribadi dengan Kristus (Sacrosanctum Consilium, Art.7). Itu sebabnya maka liturgi sekaligus (2) menguduskan umat.

A.     Doa:
Arti  : Doa berarti berdialog atau berkomunikasi dengan ALlah, sebagai ungkapan iman pribadi atau bersama-sama.
Mengapa kita Berdoa
a.      Menjadi kuat : Lukas  22:40 Setelah tiba di tempat itu Ia berkata kepada mereka: "Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan
b.      Mendapat keselamatan : Matius  24:20 Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat.
c.       Keberhasilan : Matius  7:7. "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
d.      Persatuan dengan Allah : Kisah Para Rasul  22:17 Sesudah aku kembali di Yerusalem dan ketika aku sedang berdoa di dalam Bait Allah, rohku diliputi oleh kuasa ilahi.

Doa yang Baik
a.      Dengan hati yang bersih : Yohanes  15:7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.
b.      Penuh Iman dan Percaya : Markus  11:24 Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.
c.       Untuk kebaikan diri dan sesama : Yakobus  4:3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.
d.      Hati yang tulus dan bersih : I Timotius  2:8 Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.
e.      Tidak putus asa dalam berharap : Lukas 18.2, kisah serang janda yang terus menerus meminta kepada hakim untuk membela perkaranya. Kisah Abraham dan Sarai, Elisabeth dan Zakaria yang doanya terkabul ketika sudah tua.
Fungsi Doa :
1.      Mengkomunikasikan diri dengan kepada Allah
2.      Mempersatukan diri dengan Allah.
3.      Mengungkapkan cinta, kepercayaan dan harapan kepada Allah agar dapat melihat hidup dengan mata iman.
4.      Mengangkat setiap harya sebagai doa yang hidup, yakni karya yang bersifat merasul dan menyelamatkan.
Syarat Doa yang baik
1.      Didoakan dengan hati.
2.      Berakar pada pengalaman hidup.
3.      Berdoa dengan tulus (Jika engkau berdoa, masuklah kamarmu…Matius 6:5-6)
4.      Berdoa dengan cara sederhana dan jujur. (“… doamu janganlah bertele-tele…. Matius 6:7)

Jenis Doa
Bapa Kami adalah doa singkat yang sempurna. Di dalamnya mencakup jenis-jenis doa berikut :

Doa iman
      Bapa kami yang ada di surga
Doa Pujian / Kemuliaan :
      Dimuliakanlah nama-Mu.
Doa Pengharapan
      Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga.
Doa Permohonan.
      Berilah kami rejeki pada hari ini.
Doa Tobat.
      Dan ampunilah kesalah kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami.
Doa permohonan / harapan.
      Dan janganlah masukan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. 

B.    Sakramen:
Pengertian :
a.      Asal kata : Sakramen berasal dari kata 'mysterion' (Yunani), yang dijabarkan dengan kata 'mysterium' dan 'sacramentum' (Latin). Sacramentum dipakai untuk menjelaskan tanda yang kelihatan dari kenyataan keselamatan yang tak kelihatan yang disebut sebagai 'mysterium'.
b.      Kitab Suci : Dasar pengertian sakramen sebagai misteri/ 'mysterium' kasih Allah, yang diterjemahkan sebagai "rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad... tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya" (Kol 1: 26, Rom 16:25). Rahasia/ 'misteri' keselamatan ini tak lain dan tak bukan adalah Kristus (Kol 2:2; 4:3; Ef 3:3) yang hadir di tengah-tengah kita (Kol 1:27).
c.       Katekismus : mengutip perkataan St. Leo Agung :, "apa yang tampak pada Penebus kita, sudah dialihkan ke dalam misteri-misteri-Nya"/ sakramen-sakramen-Nya.
Jadi Sakramen adalah: Tanda yang kelihatan untuk rahmat Allah yang tidak kelihatan; sebagai sarana keselamatan, untuk menguduskan, membangun tubuh Kristus dan akhirnya mempersembahkan ibadah kepada Allah (Sacrosanctum Consilium Art 59).

Terdapat 7 sakramen yang dibagi dalam tiga kelompok :
1.      Sakramen Inisiasi (inisiasi : acara diterima dalam suatu kelompok)
b.      Babtis.
c.       Ekaristi.
d.      Krisma.
2.      Sakramen Penyembuhan.
b.      Tobat
c.       Minyak Suci.
3.      Sakramen Persekutuan.
b.      Imamat.
c.       Perkawinan.
Dalam Tiap Sakramen selalu ada Materi : suatu benda atau tindakan. Dan Forma : rumusan kata-kata yang diucapkan.
1.      Babtis :
a.      Makna : -    Menghapus dosa dan dosa asal.
-          Secara resmi diterima / dilantik sebagai anak Allah.
-          Secara resmi/ sah diterima sebagai anggota gereja.
b.      Materi : Air
c.       Forma  : Aku membabtis engkau dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus.
d.      Pemberi : Imam dan umat yang telah dibabtis dalam situasi darurat.
2.      Tobat  :
a.      Makna : -  Pemulihan hubungan pribadi dengan gereja / sesama.
-          Pemulihan hubungan pribadi dengan Tuhan.
-          Penyembuhan luka batin karena perasaan bersalah / berdosa.
c.       Materi : berkat dan tanda salib dari Imam.
d.      Forma : Atas nama Allah dan Gereja aku melepaskan Engkau dari dosamu, pergilah dalam damai, dan jangan berbuat dosa lagi.
e.      Pemberi : Imam yang diberi wewenang oleh Uskup.
3.      Ekaristi
a.      Makna :  -    Persatuan dengan Yesus Kristus
-          Pengampunan dosa.
-          Persekutuan dengan semua jemaat Allah.
-          Puncak perayaan iman.
-          Merayakan kembali pengurbanan Kristus di Salib.
b.      Materi : Roti murni dan Anggur tak beragi.
c.       Forma :  -    Ambillah dan makanlah, inilah tubuhku.
-          Ambillah dan minumlah, inilah darahku, darah perjanjian baru dan kekal yang tumpahkan bagimu dan bagi semua orang untuk pengampunan dosa.
-          Lakukanlah ini sebagai peringatan akan daku.
d.      Pemberi : Imam.
4.      Krisma :
a.      Makna : -    Gereja mengakui pribadi telah dewasa dalam iman.
-          Siap menerima tugas-tugas gereja, dan menggunakan karunia-karunia Roh Kudus sebagai imam, nabi dan raja.
-          Menerima Roh Kudus untuk tugas perutusan
b.      Materi : Minyak Krisma (minyak zaitun murni).
c.       Forma : Terimalah Roh Kudus.
d.      Pemberi : Uskup atau bersama pastor yang diberi wewenang oleh uskup.
5.      Perkawinan
a.      Makna :
-          Arti perkawinan katolik menurut KHK1983 kan.1055 §1 adalah perjanjian (foedus) antara seorang laki-laki dan seorang perempuan untuk membentuk kebersamaan hidup. Latar belakang definisi ini adalah dokumen Konsili Vatikan II, Gaudium et Spes §48). GS dan KHK tidak lagi mengartikan perkawinan sebagai kontrak. Bertujuan untuk :  a) Bonum vitae – kebaikan hidup bersama pasangan. b) Bonum prolis – terbuka terhadap kelahiran anak dan kebaikan hidup mereka. c) Bonum Coniugum: membentuk kebersamaan hidup.
b.      Sifatnya : Monogami, sacramental dan tak terceraikan.
c.       Forma : Janji perkawinan.
d.      Materi : Ucapan janji dengan meletakan tangan di atas Kitab Suci dan Stola Imam.
e.      Pemberi : Suami + Istri di hadapan saksi dan Imam.
6.      Imamat :
a.      Arti : Imamat berasal dari nama kitab ketiga kitab Taurat :  Kejadian –Keluaran–Imamat – Bilangan – Ulangan. Dalam bahasa Ibrani, imamat adalah wagyra = Ia memanggil (Imamat 1:1). Isi pokok kitab ini adalah perintah Allah kepada Musa di gunung Sinai untuk umat Israel, yaitu tentang kesucian Tuhan, dan bagaimana manusia harus hidup dan beribat agar dapat memelihara hubungan yang baik dengan Tuhan.
b.      Makna : Sakramen imamat diberikan kepada seorang diakon untuk resmi menjadi imam, pemimpin dan gembala umat yang tugas utamanya adalah menjaga kekudusan kawanannya dan menjaga kesatuan Gereja. 
c.       Materi : Urapan minyak tahbisan dan penumpangan tangan Uskup.
d.      Forma : Doa pentahbisan.

7.      Minyak suci  : diberikan kepada orang sakit.
a.      Makna : 
-          Persatuan dengan penderitaan kristus yang dapat memberikan kelegahan. 
-          Menerima kekuatan untuk menghadapi situasi selanjutnya dari sakit (sembuh atau tidak)
b.      Materi : Minyak pengurapan.
c.       Forma : Doa pengurapan.
d.      Pemberi  : Imam / Diakon.

Minyak suci tidak hanya diberikan untuk orang yang menjelang ajal melainkan kepada siapa saja yang ingin mendapat kekuatan ketika sedang sakit, misalnya: menjelang operasi, menjelang persalinan, asalkan sakramen tersebut tidak diobralkan, misalnya untuk sakit luka lecet, untuk sakit pilek dan batuk, dll. Kategori sakit berat adalah situasi di mana hanya pertolongan Allah semata yang kita harapkan, sedangkan medis bisa saja gagal.

C.     Sakramentalia
         Sakramentalia adalah berkat suci yang diberikan Tuhan melalui gerejanya pada orang atau barang / benda yang kemudian menjadi suci yang di dalamnya menjadi tanda berkat Allah.  Dalam Kisah Para Rasul  19:12 diceritakan kekuatan benda / barang yang telah dikuduskan tersebut : “Bahkan orang membawa saputangan atau kain yang pernah dipakai oleh Paulus dan meletakkannya atas orang-orang sakit, maka lenyaplah penyakit mereka dan keluarlah roh-roh jahat.”
Berikut jenis sakramentalia :
-          Pemberkatan orang, benda/ barang, alat rohani : pemberkatan ibu hamil, anak-anak, orang yang berulang tahun, berkat menghadapi ujian, motor / mobil baru, rumah, patung, Rosario, kitab suci, dll.
-          Pemberkata dalam arti tahbisan rendah : pemberkatan untuk orang atau benda untuk keperluan liturgis. Misalnya, pemberkatan / tahbisan lector akolit, katekis, prodiakon, kapel, gereja, lonceng gereja, altar, minyak suci, air babtis, dll.
D.    Devosi
Devosi (latin : devotion = penghormatan) adalah bentuk-bentuk penghormatan atau kebaktian khusus kepada rahasia kehidupan Yesus, misalnya devosi (penghormatan) kepada Hati Kudus Yesus, devosi kepada Allah yang maha Rahim, jalan salib, Devosi kepada Sakramen Maha Kudus. Atau devosi kepada orang-orang kudus, misalnya devosi kepada Bunda Maria, kepada santa-santo pelindung.


II.                 Gereja yang Mewartakan Kabar Gembira (Kerygma).
Latar belakang:
Kristus adalah Allah yang hadir di muka bumi untuk memulihkan cinta-Nya yang telah lama diabaikan oleh manusia. Kristus sekaligus menunjukan sifat Allah yang maha cinta melebihi sifat maha adil-Nya. Begitu banyak perbuatan kasih yang dibuat Yesus. Yesus memperkenalkan kembali nilai-nilai utama: cinta kasih, keadilan, kesederhanaan untuk berbagi, kedamaian, kesetaraan manusia, kejujuran, kebenaran. Namun akhirnya dia mati dengan cara manusia. Hanya 33 tahun Yesus hidup sebagai manusia, namun sejarah manusia tetap berjalan. Maka nilai-nilai itu harus tetap diperkenalkan kepada dunia. Manusia harus diselamatkan dan disatukan kembali kepada penciptanya. Maka Yesus telah memilih 12 orang, plus Paulus untuk melanjutkan misi-Nya, menjaga kawanan kerajaan Allah. Matius 28:16-20, “…. Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan babtislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu…”
Tugas mengajar inilah yang kita terima dari Kristus sendiri.

Dua pola Kerygma
a.      Kerygma verbal /  lewat kata-kata.
Misalnya : - Kotbah/ homily : oleh para Imam  untuk membawa perikop Kitab Suci ke dalam hidup umat, atau menerangi hidup umat dengan perikop Kitab Suci.   – Pelajaran agama, Katekese umat, dialog tidak formal dengan teman atau orang lain tentang Kristus. Memperkenalkan ajaran Kristus lewat internet, pendalaman kitab suci di dalam keluarga atau lingkungan.
b.      Kerygma lewat kesaksian hidup (martyria)
Memberi kesaksian yang positif sebagai anggota gereja, umat Allah. Menjadi garam dan terang dunia. Misalnya, lewat kegiatan politisi yang dapat menjadi panutan, politisi yang jujur, orang Kristen yang membela hidup orang miskin seperti Rm. Mangun Wijaya di kali code Jogyakarta. Dari sikap mereka ini, orang diajarkan- tentang kasih Allah.

Pelaku Kerygma
1.      Magisterium.
      Gereja katolik memiliki kelompok tertahbis (hirarki) yang memiliki wewenang mengajar. Mereka punya kuasa untuk mengajarkan iman dan kesusilaan. Semua umat kini boleh saja menafsir kitab suci, namun hanya merekalah yang dapat mengajarkan, atau mengesahkan bahwa ajaran iman seseorang (awam) dapat diterima. Magister – pengajar/ doctor. Magisterium : wewenang mengajar.
2.      Pewarta Sabda.
Para pewarta adalah termasuk kaum awam. Mereka diberikan mandat dan kemampuan oleh magisterium untuk mengajar.   Mereka adalah:
a.      Para pengkotbah dalam ibadat-ibadat (suster,Frater, Bruder),
b.      Para katekis, umat dengan pelbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang mau terlibat sebagai penggerak umat dan masyarakat untuk mengenal Kristus dan atau hidup menurut ajaran Kristus.
c.       Guru Agama : mereka yang diakui oleh pemerintah dan gereja, memiliki pengetahuan yang baik tentang iman Katolik dan Kitab Suci, serta tradisi gereja.

Maka inilah hal yang harus dimiliki oleh para kerygmator / Pewarta :
1.      Karena tugas mereka adalah mengajar / memperkenalkan iman dan kitab suci, maka mereka harus memiliki iman dan mengenal baik tentang Kitab Suci.
2.      Mereka harus mengenal siapa yang akan menerima pewartaan, dekat dan merasakan senasip dengan mereka.

III.              Gereja yang Menjadi Saksi Kristus (Martyria).
Menjadi saksi Kristus berarti menyampaikan atau menunjukan apa yang dialami dan diketahui tenang Yesus Kristus kepada orang lain. Penyampaian ini bisa melalui kata-kata (kerygma), sikap atau tindakan nyata.
Banyak sekali martir dalam sejarah gereja, mereka yang mati karena mempertahankan imannya pada Kristus. Misalnya, Stefanus martir pertama, yang dibunuh di luar tembok Yerusalem setelah berkotbah tentang Yesus. St. Ursula, Putri Inggris tewas dibunuh oleh kelompok pemberontak di hutan Prancis, karena mempertahankan iman dan keperawanannya.St. Petrus mati dibunuh di kota Roma dengan cara disalibkan terbalik. Uskup Oscar Romerodari El-Savador – Amerika Selatan, tewas ditembak karena perjuangannya menentang tindakan represif para tentara terhadap rakyat, demikian pula Uskup Don Helder Camara di Brasil. Banyak lagi orang yang tewas karena mereka adalah pengikut Kristus.
Ada dua jenis Martir :
1.      Martir Putih : Mereka yang dengan tegas dan tegar bersaksi tentang kristus, meskipun menerima banyak penderitaan, namun mereka tidak sampai mengurbankan nyawa.
2.      Martir Merah : mereka yang wafat karena bersaksi tentang Kristus atau karena tetap setiap pada imannya.

IV.                          Gereja yang Melayani  (Diakonia)

Latar Belakang.
Ciri cinta kasih gereja tampak sangat nyata dalam sikap utamanya yakni melayani. Inilah salah satu pesan utama Yesus Kristus setelah Ekaristi pada malam perjamuan terakhir. Yesus menanggalkan jubah tuan-Nya, lalu mengikatkan kain lenan pada pinggangnya seperti yang dilakukan para pelayanan. Lalau mulailah dia melakukan pekerjaan para hamba : mencuci kaki murid-muridnya. Tentu saja murid tersentak kaget, Petrus dengan terang menolak. Tapi Yesus bilang kalau dia tidak mau dicuci kakinya maka tidak pantas menjadi murid-Nya, sebab semua murid-Nya harus melakukan hal serupa kepada sesamanya. (Yohanes  13: 1 – 20) Kisah penuh emosional ini sungguh menyentuh hati para Rasul, maka mereka semua bekerja sungguh-sungguh dalam pelayanan, menjadi hamba di antara para hamba. (Lukas 17:10) bahkan bersedia mati untuk itu. Mereka semua, kecuali Yohanes, memang akhirnya jadi martir demi Kristus.

      Dalam Gereja ada Diakon yang punya tugas khusus untuk melayani. Namun semua umat dituntut untuk memiliki sikap melayani dalam pelbagai macam cara hidup mereka. Misalnya:
A.     Di bidang Transformatif : kebudayaan dan pendidikan.
Gereja berusaha terus membangun peradaban manusia (trans – melewati dan form – bentuk), melewati jaman sambil terus memperkenalkan nilai-nilai kerajaan Allah. Jalan paling ampuh adalah lewat budaya dan pendidikan. Maka muncullah sekolah-sekolah Katolik, bukan untuk mengkatolikan tapi untuk membangun manusia yang beradap – memiliki cinta kasih dan rasionalitas baik. Di Indonesia banyak sekali pemikir dan budayawan Katolik yang berpengaruh. Misalnya, Rm. Drost SJ, Rm. Mangunwijaya(sastrawan, budayawan dan pendidik)Rm. Sinduanta (wartawan, budayawan)Rm. Mudjisutrisno(budayawan dan pendidik), dan masih banyak yang lainnya. Di negeri ini Institusi Pendidikan Katolik selalu menjadi patokan kemajuan pendidikan Indonesia.
B.      Di bidang Karikatif : kesejahteraan. (Charitas – kasih ; care – merawat)
Bidang ini meliputi pelayanan di bidang kesehatan, misalnya mendirikan rumah sakit atau klinik, atau lembaga-lembaga sosial ekonomi seperti koperasi Credit Union (CU). Misalnya, CU Melania di Bandung yang sudah beromset ratusan miliaran, tidak saja melayani umat gereja tapi terbuka kepada siapa saja yang mau ikut. Atau karya karikatif terhadap orang-orang jompo. Di bidang ini kita kenal Mather Teresa dari Kalkuta, St. Damianus, dokter perawat kusta di kep. Molokai.
C.      Di bidang Reformatif : bidang politik dan hukum  (reform : membentuk kembali)
                  Peran gereja adalah menjaga tata dunia ini agar menyerupai dunia Kerajaan Allah yang penuh kasih, damai, sejahtera, adil, jujur dan benar. Tanpa kekerasan. Karena itu gereja mengutus para imam dan terutama para awam untuk menjadi garam dan terang dunia di dunia Politik dan Hukum. Mengapa kedua bidang ini, sebab politik dan hukumlah yang menguasai suatu bangsa.
      Pada bidang ini kita kenal Rm. Magnis Suseno (Penulis dan Pengajar Etika Politik), kini ada Ignatius Jonan di Kabinet Kerja Jokowi yang memajukan system Kreta Api Indonesia.

Beginilah cara dan ciri pelayan Gereja:
a.      Bersikap sebagai pelayan.
Mereka tidak protes, mereka melakukan apapun HARUS (sanggup atau tidak, ikhlas atau terpaksa) dilakukan, siap untuk diperlakukan sebagai hamba yang tidak berguna yang hanya siap melaksanakan semua tugas. (Lukas 17:10)
b.      Tetap Setia pada Kristus.
Melihat beratnya ciri pertama di atas, maka sangat penting untuk kita dekat dan bersatu pada Kristus sumber kekuatan. Dari-Nya kita akan mendapat penghiburan dan kekuatan untuk melaksanakan tugas yang sering melampui kemampuan kita sebagai manusia. Tuhan pun tahu, tugas para murid-Nya ini berat, maka Dia berjanji untuk berserta kita SELALU sampai akir zaman (Matius 28:20)
c.         Sasaran utamanya terutama adalah kaum miskin – Option for the Poor.
Keadilan jangan berpihak kepada siapapun termasuk yang miskin, tapi pelayanan harus tetap mengutamakan kaum miskin, terpinggir dan tidak beruntung hidupnya. Pelayanan itu bukan saja karikatif – rumah sakit murah, memberi makan, tapi juga memberikan pendidikan agar mereka dapat mandiri dan juga mereformasi system politik agar membela hidup mereka.
d.      Rendah Hati.
Ini adalah ciri utama pelayan. Seumur hidupnya dia harus tetap melihat dirinya sebagai pelayan (ciri nomor a di atas).  Pelayan boleh bangga, bersyukur dan kagum pada hasil kerjanya, tapi tidak boleh sombong. Untuk setiap hasil yang baik atau tidak, dia bersyukur sebab telah ikut ambil bagian dalam karya Allah. (Roma  15:17. Jadi dalam Kristus aku boleh bermegah tentang pelayananku bagi Allah).

Perhatikan perbedaan berikut.

Pekerja
Pelayan
Orientasinya adalah uang
Oritentasinya Berkat
Bahagia jika jabatan / gaji naik.
Bahagia jika dirinya makin berarti untuk orang lain.
Kerja berdasarkan jam kerja.
Siap sedia kapan pun dibutuhkan.
Kemajuan perusahan / usaha berarti kesejahteraan pekerjanya.
Kebahagiaan orang lain berarti kemuliaan Tuhan dan kebagiaan batin pribadi.
Saya harus mendekati orang lain sebab saya membutuhkan mereka.
Saya mendekati mendekati orang lain sebab mereka membutuhkan saya.
Saya harus mendapatkan apa yang mereka punya.
Mereka harus mendapatkan apa yang saya punya.
Harus selektif memilih patner atau sasaran pelanggan. Jauhi yang tidak berdaya / miskin.
Semua orang patut pendapat pelayanan, terutama yang tidak berdaya / miskin

No comments:

Post a Comment