I. Gereja yang
Menguduskan (liturgia)
Arti Kata :
Kata “liturgi” berasal dari
bahasa Yunani leitourgia, terbentuk dari akar kata ergon yang
berarti “karya, kerja atau bakti. Gereja Katolik lalu mengambil
istilah liturgi untuk mengartikan kultus/ ibadat. Ibadat ini kemudian berpuncak
pada EKARISTI, dimana gereja mengalami persatuan dengan Kristus.
Liturgi merupakan tugas gereja
ketika menjalankan fungsi imamatnya. Imamat dalam gereja ada dua jenis, yakni imamat
umum yang diterima oleh semua orang yang dibabtis, dan imamat
khusus yang diterima oleh mereka yang ditahbiskan.
Ibadat atau liturgi disebut
sebagai doa resmi gereja, karena di dalamnya ada kesatuan Gereja dengan
Kristus. Liturgi adalah karya Kristus, Imam Agung serta Tubuh-nya, yaitu
Gereja. Liturgi menjadi wahana utama untuk (1) mengantar
umat Kristiani ke dalam persatuan pribadi dengan Kristus (Sacrosanctum
Consilium, Art.7). Itu sebabnya maka liturgi sekaligus (2)
menguduskan umat.
A. Doa:
Arti : Doa berarti berdialog atau berkomunikasi dengan ALlah,
sebagai ungkapan iman pribadi atau bersama-sama.
Mengapa kita Berdoa
a. Menjadi kuat :
Lukas 22:40 Setelah tiba di tempat itu Ia berkata kepada mereka:
"Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan
b. Mendapat keselamatan : Matius 24:20
Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin
dan jangan pada hari Sabat.
c. Keberhasilan : Matius 7:7.
"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat;
ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
d. Persatuan dengan Allah : Kisah Para
Rasul 22:17 Sesudah aku kembali di Yerusalem dan ketika aku sedang
berdoa di dalam Bait Allah, rohku diliputi oleh kuasa ilahi.
Doa yang Baik
a. Dengan hati yang bersih :
Yohanes 15:7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan
firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan
kamu akan menerimanya.
b. Penuh Iman dan Percaya :
Markus 11:24 Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu
minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka
hal itu akan diberikan kepadamu.
c. Untuk kebaikan diri
dan sesama : Yakobus 4:3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak
menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak
kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.
d. Hati yang tulus dan bersih : I
Timotius 2:8 Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang
laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa
perselisihan.
e. Tidak putus asa dalam berharap : Lukas 18.2,
kisah serang janda yang terus menerus meminta kepada hakim untuk membela
perkaranya. Kisah Abraham dan Sarai, Elisabeth dan Zakaria yang doanya terkabul
ketika sudah tua.
Fungsi Doa :
1. Mengkomunikasikan diri dengan kepada Allah
2. Mempersatukan diri dengan Allah.
3. Mengungkapkan cinta, kepercayaan dan harapan kepada
Allah agar dapat melihat hidup dengan mata iman.
4. Mengangkat setiap harya sebagai doa yang hidup, yakni
karya yang bersifat merasul dan menyelamatkan.
Syarat Doa yang
baik
1. Didoakan dengan hati.
2. Berakar pada pengalaman hidup.
3. Berdoa dengan tulus (Jika engkau berdoa, masuklah
kamarmu…Matius 6:5-6)
4. Berdoa dengan cara sederhana dan jujur. (“… doamu
janganlah bertele-tele…. Matius 6:7)
Jenis Doa
Bapa Kami adalah doa singkat yang sempurna. Di dalamnya mencakup
jenis-jenis doa berikut :
Doa iman
Bapa kami yang ada di surga
Doa Pujian / Kemuliaan :
Dimuliakanlah nama-Mu.
Doa Pengharapan
Datanglah kerajaan-Mu, jadilah
kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga.
Doa Permohonan.
Berilah kami rejeki pada hari ini.
Doa Tobat.
Dan ampunilah kesalah kami, seperti kami
pun mengampuni yang bersalah kepada kami.
Doa permohonan / harapan.
Dan janganlah masukan kami ke dalam
pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
B. Sakramen:
Pengertian :
a. Asal kata : Sakramen
berasal dari kata 'mysterion' (Yunani), yang
dijabarkan dengan kata 'mysterium' dan 'sacramentum' (Latin). Sacramentum dipakai untuk menjelaskan tanda
yang kelihatan dari kenyataan keselamatan yang tak kelihatan yang disebut
sebagai 'mysterium'.
b. Kitab Suci : Dasar
pengertian sakramen sebagai misteri/ 'mysterium' kasih Allah, yang diterjemahkan sebagai "rahasia yang tersembunyi
dari abad ke abad... tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang
kudus-Nya" (Kol 1: 26, Rom 16:25). Rahasia/ 'misteri' keselamatan ini tak lain dan tak bukan adalah Kristus (Kol 2:2; 4:3; Ef 3:3) yang hadir di tengah-tengah kita (Kol 1:27).
c. Katekismus : mengutip
perkataan St. Leo Agung :, "apa yang tampak pada Penebus kita, sudah
dialihkan ke dalam misteri-misteri-Nya"/ sakramen-sakramen-Nya.
Jadi Sakramen adalah: Tanda yang kelihatan untuk rahmat Allah yang tidak
kelihatan; sebagai sarana keselamatan, untuk menguduskan, membangun tubuh
Kristus dan akhirnya mempersembahkan ibadah kepada Allah (Sacrosanctum
Consilium Art 59).
Terdapat 7 sakramen yang dibagi dalam tiga kelompok :
1. Sakramen Inisiasi (inisiasi : acara diterima
dalam suatu kelompok)
b. Babtis.
c. Ekaristi.
d. Krisma.
2. Sakramen Penyembuhan.
b. Tobat
c. Minyak Suci.
3. Sakramen Persekutuan.
b. Imamat.
c. Perkawinan.
Dalam Tiap Sakramen selalu ada Materi : suatu benda atau tindakan. Dan
Forma : rumusan kata-kata yang diucapkan.
1. Babtis :
a. Makna :
- Menghapus dosa dan dosa asal.
- Secara resmi diterima
/ dilantik sebagai anak Allah.
- Secara resmi/ sah
diterima sebagai anggota gereja.
b. Materi : Air
c. Forma : Aku membabtis engkau
dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus.
d. Pemberi : Imam dan umat yang telah
dibabtis dalam situasi darurat.
2. Tobat :
a. Makna : - Pemulihan hubungan
pribadi dengan gereja / sesama.
- Pemulihan hubungan
pribadi dengan Tuhan.
- Penyembuhan luka batin
karena perasaan bersalah / berdosa.
c. Materi : berkat dan tanda salib dari
Imam.
d. Forma : Atas nama Allah dan Gereja aku
melepaskan Engkau dari dosamu, pergilah dalam damai, dan jangan berbuat dosa
lagi.
e. Pemberi : Imam yang diberi wewenang oleh
Uskup.
3. Ekaristi
a. Makna
: - Persatuan dengan Yesus Kristus
- Pengampunan dosa.
- Persekutuan dengan
semua jemaat Allah.
- Puncak perayaan iman.
- Merayakan kembali
pengurbanan Kristus di Salib.
b. Materi : Roti murni dan Anggur tak
beragi.
c. Forma
: - Ambillah dan makanlah, inilah tubuhku.
- Ambillah dan minumlah,
inilah darahku, darah perjanjian baru dan kekal yang tumpahkan bagimu dan bagi
semua orang untuk pengampunan dosa.
- Lakukanlah ini sebagai
peringatan akan daku.
d. Pemberi : Imam.
4. Krisma :
a. Makna : - Gereja
mengakui pribadi telah dewasa dalam iman.
- Siap menerima
tugas-tugas gereja, dan menggunakan karunia-karunia Roh Kudus sebagai imam,
nabi dan raja.
- Menerima Roh Kudus
untuk tugas perutusan
b. Materi : Minyak Krisma (minyak zaitun
murni).
c. Forma : Terimalah Roh Kudus.
d. Pemberi : Uskup atau bersama pastor yang
diberi wewenang oleh uskup.
5. Perkawinan
a. Makna :
- Arti perkawinan
katolik menurut KHK1983 kan.1055 §1 adalah perjanjian (foedus) antara seorang
laki-laki dan seorang perempuan untuk membentuk kebersamaan hidup. Latar
belakang definisi ini adalah dokumen Konsili Vatikan II, Gaudium et Spes §48).
GS dan KHK tidak lagi mengartikan perkawinan sebagai kontrak. Bertujuan untuk
: a) Bonum vitae – kebaikan hidup bersama pasangan. b) Bonum prolis
– terbuka terhadap kelahiran anak dan kebaikan hidup mereka. c) Bonum Coniugum:
membentuk kebersamaan hidup.
b. Sifatnya : Monogami, sacramental dan tak
terceraikan.
c. Forma : Janji perkawinan.
d. Materi : Ucapan janji dengan meletakan
tangan di atas Kitab Suci dan Stola Imam.
e. Pemberi : Suami + Istri di hadapan saksi
dan Imam.
6. Imamat :
a. Arti : Imamat berasal dari
nama kitab ketiga kitab Taurat : Kejadian –Keluaran–Imamat –
Bilangan – Ulangan. Dalam bahasa Ibrani, imamat adalah wagyra = Ia memanggil
(Imamat 1:1). Isi pokok kitab ini adalah perintah Allah kepada Musa di gunung
Sinai untuk umat Israel, yaitu tentang kesucian Tuhan, dan bagaimana manusia
harus hidup dan beribat agar dapat memelihara hubungan yang baik dengan Tuhan.
b. Makna : Sakramen imamat diberikan kepada
seorang diakon untuk resmi menjadi imam, pemimpin dan gembala umat yang tugas
utamanya adalah menjaga kekudusan kawanannya dan menjaga kesatuan Gereja.
c. Materi : Urapan minyak tahbisan dan
penumpangan tangan Uskup.
d. Forma : Doa pentahbisan.
7. Minyak suci :
diberikan kepada orang sakit.
a. Makna :
- Persatuan dengan
penderitaan kristus yang dapat memberikan kelegahan.
- Menerima kekuatan
untuk menghadapi situasi selanjutnya dari sakit (sembuh atau tidak)
b. Materi : Minyak pengurapan.
c. Forma : Doa pengurapan.
d. Pemberi : Imam / Diakon.
Minyak suci tidak hanya diberikan untuk orang yang menjelang ajal melainkan
kepada siapa saja yang ingin mendapat kekuatan ketika sedang sakit, misalnya:
menjelang operasi, menjelang persalinan, asalkan sakramen tersebut tidak diobralkan,
misalnya untuk sakit luka lecet, untuk sakit pilek dan batuk, dll. Kategori
sakit berat adalah situasi di mana hanya pertolongan Allah semata yang kita
harapkan, sedangkan medis bisa saja gagal.
C. Sakramentalia
Sakramentalia adalah
berkat suci yang diberikan Tuhan melalui gerejanya pada orang atau barang /
benda yang kemudian menjadi suci yang di dalamnya menjadi tanda berkat
Allah. Dalam Kisah Para Rasul 19:12 diceritakan
kekuatan benda / barang yang telah dikuduskan tersebut : “Bahkan orang membawa
saputangan atau kain yang pernah dipakai oleh Paulus dan meletakkannya atas orang-orang
sakit, maka lenyaplah penyakit mereka dan keluarlah roh-roh jahat.”
Berikut jenis sakramentalia :
- Pemberkatan orang,
benda/ barang, alat rohani : pemberkatan ibu hamil, anak-anak,
orang yang berulang tahun, berkat menghadapi ujian, motor / mobil baru, rumah,
patung, Rosario, kitab suci, dll.
- Pemberkata dalam arti
tahbisan rendah : pemberkatan untuk orang atau benda untuk keperluan
liturgis. Misalnya, pemberkatan / tahbisan lector akolit, katekis, prodiakon,
kapel, gereja, lonceng gereja, altar, minyak suci, air babtis, dll.
D. Devosi
Devosi (latin : devotion = penghormatan) adalah bentuk-bentuk penghormatan
atau kebaktian khusus kepada rahasia kehidupan Yesus, misalnya devosi
(penghormatan) kepada Hati Kudus Yesus, devosi kepada Allah yang maha Rahim,
jalan salib, Devosi kepada Sakramen Maha Kudus. Atau devosi kepada orang-orang
kudus, misalnya devosi kepada Bunda Maria, kepada santa-santo pelindung.
II. Gereja yang Mewartakan Kabar Gembira (Kerygma).
Latar belakang:
Kristus adalah Allah yang hadir di muka bumi untuk memulihkan cinta-Nya
yang telah lama diabaikan oleh manusia. Kristus sekaligus menunjukan sifat
Allah yang maha cinta melebihi sifat maha adil-Nya. Begitu banyak perbuatan
kasih yang dibuat Yesus. Yesus memperkenalkan kembali nilai-nilai
utama: cinta kasih, keadilan, kesederhanaan untuk berbagi, kedamaian,
kesetaraan manusia, kejujuran, kebenaran. Namun akhirnya dia mati dengan cara
manusia. Hanya 33 tahun Yesus hidup sebagai manusia, namun sejarah manusia
tetap berjalan. Maka nilai-nilai itu harus tetap diperkenalkan kepada dunia.
Manusia harus diselamatkan dan disatukan kembali kepada penciptanya. Maka Yesus
telah memilih 12 orang, plus Paulus untuk melanjutkan misi-Nya, menjaga kawanan
kerajaan Allah. Matius 28:16-20, “…. Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan babtislah
mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan
segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu…”
Tugas mengajar inilah yang kita terima dari Kristus sendiri.
Dua pola Kerygma
a. Kerygma verbal / lewat
kata-kata.
Misalnya : - Kotbah/ homily : oleh para Imam untuk membawa
perikop Kitab Suci ke dalam hidup umat, atau menerangi hidup umat dengan
perikop Kitab Suci. – Pelajaran agama, Katekese umat, dialog
tidak formal dengan teman atau orang lain tentang Kristus. Memperkenalkan
ajaran Kristus lewat internet, pendalaman kitab suci di dalam keluarga atau
lingkungan.
b. Kerygma lewat kesaksian hidup (martyria)
Memberi kesaksian yang positif sebagai anggota gereja, umat Allah. Menjadi
garam dan terang dunia. Misalnya, lewat kegiatan politisi yang dapat menjadi
panutan, politisi yang jujur, orang Kristen yang membela hidup orang miskin
seperti Rm. Mangun Wijaya di kali code Jogyakarta. Dari sikap mereka ini, orang
diajarkan- tentang kasih Allah.
Pelaku Kerygma
1. Magisterium.
Gereja katolik memiliki kelompok tertahbis (hirarki)
yang memiliki wewenang mengajar. Mereka punya kuasa untuk mengajarkan iman dan
kesusilaan. Semua umat kini boleh saja menafsir kitab suci, namun hanya
merekalah yang dapat mengajarkan, atau mengesahkan bahwa ajaran iman seseorang
(awam) dapat diterima. Magister – pengajar/ doctor. Magisterium : wewenang
mengajar.
2. Pewarta Sabda.
Para pewarta adalah termasuk kaum awam. Mereka diberikan mandat dan kemampuan oleh
magisterium untuk mengajar. Mereka adalah:
a. Para pengkotbah dalam
ibadat-ibadat (suster,Frater, Bruder),
b. Para katekis, umat dengan pelbagai
latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang mau terlibat sebagai penggerak
umat dan masyarakat untuk mengenal Kristus dan atau hidup menurut ajaran
Kristus.
c. Guru Agama : mereka yang
diakui oleh pemerintah dan gereja, memiliki pengetahuan yang baik tentang iman
Katolik dan Kitab Suci, serta tradisi gereja.
Maka inilah hal yang harus dimiliki oleh para kerygmator / Pewarta :
1. Karena tugas mereka adalah mengajar /
memperkenalkan iman dan kitab suci, maka mereka harus memiliki iman dan
mengenal baik tentang Kitab Suci.
2. Mereka harus mengenal siapa yang akan
menerima pewartaan, dekat dan merasakan senasip dengan mereka.
III. Gereja yang Menjadi Saksi Kristus (Martyria).
Menjadi saksi Kristus berarti menyampaikan atau menunjukan apa yang dialami
dan diketahui tenang Yesus Kristus kepada orang lain. Penyampaian ini bisa
melalui kata-kata (kerygma), sikap atau tindakan nyata.
Banyak sekali martir dalam sejarah gereja, mereka yang mati karena
mempertahankan imannya pada Kristus. Misalnya, Stefanus martir pertama, yang dibunuh di luar tembok
Yerusalem setelah berkotbah tentang Yesus. St. Ursula, Putri Inggris tewas
dibunuh oleh kelompok pemberontak di hutan Prancis, karena mempertahankan iman
dan keperawanannya.St. Petrus mati dibunuh di kota Roma dengan cara
disalibkan terbalik. Uskup Oscar Romerodari El-Savador – Amerika
Selatan, tewas ditembak karena perjuangannya menentang tindakan represif para
tentara terhadap rakyat, demikian pula Uskup Don Helder Camara di
Brasil. Banyak lagi orang yang tewas karena mereka adalah pengikut Kristus.
Ada dua jenis Martir :
1. Martir Putih : Mereka yang dengan tegas
dan tegar bersaksi tentang kristus, meskipun menerima banyak penderitaan, namun
mereka tidak sampai mengurbankan nyawa.
2. Martir Merah : mereka yang wafat karena
bersaksi tentang Kristus atau karena tetap setiap pada imannya.
IV. Gereja yang Melayani (Diakonia)
Latar Belakang.
Ciri cinta kasih gereja tampak sangat nyata dalam sikap utamanya yakni melayani. Inilah salah satu
pesan utama Yesus Kristus setelah Ekaristi pada malam perjamuan terakhir. Yesus
menanggalkan jubah tuan-Nya, lalu mengikatkan kain lenan pada pinggangnya
seperti yang dilakukan para pelayanan. Lalau mulailah dia melakukan pekerjaan
para hamba : mencuci kaki murid-muridnya. Tentu saja murid tersentak kaget,
Petrus dengan terang menolak. Tapi Yesus bilang kalau dia tidak mau dicuci
kakinya maka tidak pantas menjadi murid-Nya, sebab semua murid-Nya
harus melakukan hal serupa kepada sesamanya. (Yohanes 13: 1 –
20) Kisah penuh emosional ini sungguh menyentuh hati para Rasul, maka
mereka semua bekerja sungguh-sungguh dalam pelayanan, menjadi hamba di antara
para hamba. (Lukas 17:10) bahkan bersedia mati untuk itu. Mereka semua, kecuali
Yohanes, memang akhirnya jadi martir demi Kristus.
Dalam Gereja ada Diakon yang punya
tugas khusus untuk melayani. Namun semua umat dituntut untuk memiliki sikap
melayani dalam pelbagai macam cara hidup mereka. Misalnya:
A. Di bidang Transformatif : kebudayaan dan
pendidikan.
Gereja berusaha terus membangun peradaban manusia (trans – melewati dan
form – bentuk), melewati jaman sambil terus memperkenalkan nilai-nilai kerajaan
Allah. Jalan paling ampuh adalah lewat budaya dan pendidikan. Maka muncullah
sekolah-sekolah Katolik, bukan untuk mengkatolikan tapi untuk membangun manusia
yang beradap – memiliki cinta kasih dan rasionalitas baik. Di Indonesia banyak
sekali pemikir dan budayawan Katolik yang berpengaruh. Misalnya, Rm. Drost SJ, Rm. Mangunwijaya(sastrawan, budayawan dan pendidik), Rm. Sinduanta (wartawan, budayawan), Rm. Mudjisutrisno(budayawan dan pendidik),
dan masih banyak yang lainnya. Di negeri ini Institusi Pendidikan Katolik
selalu menjadi patokan kemajuan pendidikan Indonesia.
B. Di bidang Karikatif : kesejahteraan. (Charitas –
kasih ; care – merawat)
Bidang ini meliputi pelayanan di bidang kesehatan, misalnya mendirikan
rumah sakit atau klinik, atau lembaga-lembaga sosial ekonomi seperti koperasi
Credit Union (CU). Misalnya, CU Melania di Bandung yang sudah beromset ratusan
miliaran, tidak saja melayani umat gereja tapi terbuka kepada siapa saja yang
mau ikut. Atau karya karikatif terhadap orang-orang jompo. Di bidang ini kita
kenal Mather Teresa dari Kalkuta, St. Damianus, dokter
perawat kusta di kep. Molokai.
C. Di bidang Reformatif : bidang politik dan hukum (reform :
membentuk kembali)
Peran
gereja adalah menjaga tata dunia ini agar menyerupai dunia Kerajaan Allah yang
penuh kasih, damai, sejahtera, adil, jujur dan benar. Tanpa kekerasan. Karena
itu gereja mengutus para imam dan terutama para awam untuk menjadi
garam dan terang dunia di dunia Politik dan Hukum. Mengapa kedua
bidang ini, sebab politik dan hukumlah yang menguasai suatu bangsa.
Pada bidang ini kita kenal Rm. Magnis Suseno (Penulis dan
Pengajar Etika Politik), kini ada Ignatius Jonan di Kabinet Kerja
Jokowi yang memajukan system Kreta Api Indonesia.
Beginilah cara dan ciri pelayan Gereja:
a. Bersikap sebagai pelayan.
Mereka tidak protes, mereka melakukan apapun HARUS (sanggup atau tidak,
ikhlas atau terpaksa) dilakukan, siap untuk diperlakukan sebagai hamba yang
tidak berguna yang hanya siap melaksanakan semua tugas. (Lukas 17:10)
b. Tetap Setia pada Kristus.
Melihat beratnya ciri pertama di atas, maka sangat penting untuk kita dekat
dan bersatu pada Kristus sumber kekuatan. Dari-Nya kita akan mendapat
penghiburan dan kekuatan untuk melaksanakan tugas yang sering melampui
kemampuan kita sebagai manusia. Tuhan pun tahu, tugas para murid-Nya ini berat,
maka Dia berjanji untuk berserta kita SELALU sampai akir zaman (Matius 28:20)
c. Sasaran
utamanya terutama adalah kaum miskin – Option for the Poor.
Keadilan jangan berpihak kepada siapapun termasuk yang miskin, tapi
pelayanan harus tetap mengutamakan kaum miskin, terpinggir dan tidak beruntung
hidupnya. Pelayanan itu bukan saja karikatif – rumah sakit murah, memberi
makan, tapi juga memberikan pendidikan agar mereka dapat mandiri dan juga
mereformasi system politik agar membela hidup mereka.
d. Rendah Hati.
Ini adalah ciri utama pelayan. Seumur hidupnya dia harus tetap melihat
dirinya sebagai pelayan (ciri nomor a di atas). Pelayan boleh
bangga, bersyukur dan kagum pada hasil kerjanya, tapi tidak boleh sombong.
Untuk setiap hasil yang baik atau tidak, dia bersyukur sebab telah ikut ambil
bagian dalam karya Allah. (Roma 15:17. Jadi dalam Kristus aku boleh
bermegah tentang pelayananku bagi Allah).
Perhatikan perbedaan berikut.
Pekerja
|
Pelayan
|
Orientasinya
adalah uang
|
Oritentasinya
Berkat
|
Bahagia
jika jabatan / gaji
naik.
|
Bahagia
jika dirinya makin berarti
untuk orang lain.
|
Kerja
berdasarkan jam kerja.
|
Siap sedia kapan pun dibutuhkan.
|
Kemajuan perusahan / usaha berarti
kesejahteraan pekerjanya.
|
Kebahagiaan
orang lain berarti kemuliaan
Tuhan dan kebagiaan batin
pribadi.
|
Saya harus
mendekati orang lain sebab saya membutuhkan mereka.
|
Saya
mendekati mendekati orang lain sebab mereka membutuhkan saya.
|
Saya harus
mendapatkan apa yang mereka punya.
|
Mereka
harus mendapatkan apa yang saya punya.
|
Harus
selektif memilih patner atau sasaran pelanggan. Jauhi yang tidak berdaya /
miskin.
|
Semua
orang patut pendapat pelayanan, terutama yang tidak berdaya / miskin
|
No comments:
Post a Comment